EXPOSEMEDIA, Jakarta – Simulai pasangan calon Presiden Repub;lik Indonesia terus dilakukan. Jika pasangan calonnya hanya dua, dan Puan dipasangkan dengan calon presiden paling kuat setelah Ganjar, yakni Prabowo, melawan pasangan Anies-AHY, maka persaingan sangat ketat. Artinya, Prabowo mengalami pelemahan dan Anies mengalami penguatan secara sangat signifikan setelah Puan pindah dari Anies ke Prabowo. Prabowo-Puan 38 persen, Anies-AHY 36,5 persen. Padahal ketika tiga pasangan Prabowo 41,7% dan Anies-Puan hanya 26,5%.
Kalau pasangan ini yang maju, Saiful melihat, peluang Anies cukup terbuka untuk memenangkan Pilpres. Saiful menjelaskan bahwa selama ini Prabowo lebih banyak dikenal oleh publik dibanding Anies.
Jika posisi kedikenalan sama (tahu Puan, Prabowo, Anies, dan AHY), prospek pasangan Anies-AHY lebih bagus dibanding pasangan Prabowo-Puan. Anies-AHY didukung 48,5 persen sementara Prabowo-Puan 35,8 persen. Sisanya menyatakan belum tahu. Saiful menyimpulkan bahwa PDIP sulit memenangkan pilpres jika Puan menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.
“Puan Maharani dipasangkan dengan siapa pun tidak cukup membantu PDIP untuk memastikan partai ini akan kembali memiliki presiden nanti,” kata Saiful.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). (*/Amas)