EXPOSEMEDIA, MANADO—Momen Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Sulut-Go dan Pemuda Sinode GMIM memilih menggelar Focus Group Discussion (FGD) kepemudaan lintas agama bersama perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan cipayung plus se-Sulawesi Utara.
Sekretaris HMI Badko SulutGo, Radinal Muhdar mengatakan kalau kegiatan FGD ini mengusung tema “Eksistensi Pemuda Daerah dalam Penguatan Proses Demokrasi yang Damai dan Mermartabat”. “Pemuda sebagai corong aspirasi dan garda perubahan bangsa serta menjadi sentral dalam setiap pembangunan masyarakat di daerah,” terangnya.
Rahdinal menambahkan, proses demokrasi yang sedang berlangsung saat ini yakni kontestasi Pilkada pada tanggal 27 November nanti. “Kami sebagai pemuda berharap proses demokrasi kedepannya menjadi demokrasi yang damai dan bermartabat, agar pemimpin yang terpilih nantinya merupakan pemimpin lahir dari proses bermartabat dan konstitusional,” tegasnya.
Lanjutnya, FGD ini merupakan bagian dari partisipasi dan kontribusi ide dan gagasan pemuda untuk pembangunan masyarakat, terkhususnya pada pendidikan demokrasi dan pilkada yang LUBER-JURDIL. “Kegiatan ini adalah bentuk kerjasama HMI Badko Sulut-Go dengan Pemuda Sinode GMIM Sulut sebagai bentuk kontribusi dan pembangunan demokrasi yang menjungjung prinsip luber jurdil,” tandas pria murah senyum ini.
Sementara Wakil Ketua Pemuda Sinode GMIM Sulut, Pnt. Vici Tenda mengungkapkan bahwa sebagai pemuda kegiatan-kegiatan yang membangun gagasan dan ide dalam bentuk forum-forum seperti ini perlu untuk dimasifkan agar menjaga eksistensi peran pemuda di tengah dinamika politik daerah yang ada. “Sehingga pemuda punya peran dan aksi nyata dalam momen sumpah pemuda ini dan bukan hanya sebatas memposting pamflet ucapan sumpah pemuda,” jelasnya.
Vici mengatakan kalau FGD ini penting untuk menjaga eksistensi pemuda di tengah dinamika demokrasi dan politik daerah. “Ini juga bentuk aksi nyata pemuda untuk daerah dalam bentuk ide dan gagasan bagi daerah dan bukan hanya pasang pamflet ucapan sumpah pemuda,” ungkapnya.
Diketahui, FGD ini diawali dengan doa pembuka yang dipimpin oleh perwakilan dari Persadah Sulut, kemudian menyanyikan lagu Indonesia raya serta pembacaan Sumpah Pemuda secara serentak. FGD tersebut dibagi menjadi 2 kelompok untuk kemudian mendiskusikan setiap poin permasalahan secara komprehensif dan mendalam berdasarkan masing-masing sudut pandang.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan HMI Badko Sulut-Go dan Pemuda Sinode GMIM sebagai pelaksana dan teman-teman OKP dan Cipayung diantaranya: GMKI Sulut, GMKI Cabang Manado, HMI Cabang Manado, PMKRI Cabang Manado, Persadah Cabang Manado, PMII Metro serta Pemuda Kong Hu Cu Indonesia yang sekaligus membacakan 7 poin deklarasi Pemuda Sulawesi Utara dan diikuti dengan penandatanganan petisi deklarasi.(*/sn)
Berikut Ini Point-point Yang Dibahas Dalam FGD:
1. Keterlibatan pemuda dalam pembangunan demokrasi.
2. Profesionalitas dan netralitas para stakeholder penyelenggara diantaranya pemerintah daerah, KPU, Bawaslu, Aparat keamanan (TNI dan Polri) dalam upaya menjaga proses demokrasi yang damai dan bermartabat di Sulawesi Utara.
3. Peran institusi kampus di Sulut dalam upaya menciptakan intelektual dan akademisi yang kritis serta memberi kontribusi bagi demokrasi.