EXPOSEMEDIA, JAKARTA – Kebun Jamu Clinic yang merupakan tempat bagi masyarakat Petamburan dalam memperkuat sabuk pengaman ekonomi di masa krisis saat ini dengan basis kesehatan telah resmi dibuka di SKKT Petamburan pada Jumat (20/1/2023) kemarin.
Jamu Clinic adalah hasil dari kolaborasi antara Indonesia Resilience, Singapore University Technology and Design, Karang Taruna Petamburan, serta didukung pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Temasek Foundation sebagai usaha kolektif pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19, sekaligus promosi kesehatan.
“Komunitas di Petamburan telah menunjukkan potensinya untuk diri sendiri, solidaritas, kerekatan yang menjadi potensi kuat dalam menjalankan project apapun. Sebagai orang asing yang datang ke Indonesia saya tidak akan pura-pura menawarkan solusi, melainkan saya menawarkan solusi yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri,” tutur Rafael, Research Fellow perwakilan SUTD.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa hari ini kita tidak hanya merayakan lokakarya tapi juga merayakan awal dari pusat jamu clinic ini dan diperlukannya support dari ibu-ibu, pemuda dan semua elemen masyarakat.
“Jadi ibu-ibu perlu diingat bahwa jamu ini untuk penyakit yang ringan, misalnya hipertensi ringan, jika hipertensi berat harus dengan obat hipertensi,” tutur dr. Richard saat sesi pelatihan sebelumnya sambil mempraktekan cara mengekstraksi tanaman menjadi jamu.
Lebih lanjut dr. Richard menjelaskan bahwa tidak mungkin minum jamu mendapatkan hasil yang langsung. Hal ini menunjukkan fungsi jamu sebagai komplementer untuk meningkatkan imunitas, supaya tidak gampang terkena penyakit lain. Selain itu, Kasi Kesra Kelurahan Petamburan, Eva Hanifah, S.Sos menyampaikan harapannya terkait gerakan sinergi yang dibangun tersebut.
”Semoga dari Petamburan di RW 07 ini bisa berkembang ke daerah yang lain yang masih terbelakang supaya dampaknya pun ikut dirasakan secara masif,” tegas Kasi Kesra Kelurahan Petamburan, Eva.
Tidak hanya itu, setelah Jamu Clinic diresmikan secara simbolis maka menjadi percikan semangat yang terus dijaga untuk memulai pusat kesehatan berbasis jamu dengan semangati resiliensi pada berbagai lapisan masyarakat agar terciptanya sabuk pengaman ekonomi dalam masa krisis.
Untuk diketahui, Indonesia Resilience (IRES) adalah wadah berpikir yang fokus pada penelitian dan aktivisme sosial untuk memberdayakan masyarakat marginal khususnya untuk mendidik dan mengimplementasikan narasi dan mentalitas ketahanan untuk mencapai pengurangan risiko bencana. (Bung Amas)