Terkait Meninggalnya Cici, Begini Penyampaian Pihak Keluarga

Mohammad Nurul Haq

EXPOSEMEDIA, Jakarta – Pihak keluarga almarhumah Cecilia Handayani Nore alias Cici (16) mengaku belum yakin jika remaja ini sengaja gantung diri untuk mengakhiri hidupnya, pada Jumat 10 November 2023. Pihak keluarga berharap kepolisian bekerja professional dan transparan dalam mengusut penyebab kematian sebenarnya.

Diketahui Cici ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri dengan tali nilon sekitar pukul 05.00 WITA dalam satu kamar di BTN Bumi Indah Tinggede 3 Blok E, Desa Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

Juru bicara keluarga almarhumah Cici, Mohammad Nurul Haq menyebut, berdasarkan kronologis yang mereka terima, polisi harusnya mengusut tuntas dugaan keterlibatan mantan pacar almarhumah yang datang bersama temannya sebelum Cici ditemukan tewas menggantung.

Dia berpendapat bahwa penyebab kematian Cici kemungkinan ada kaitannya dengan kedatangan beberapa orang temannya itu. Dia membeberkan jika pengendara mobil yang datang ke rumah Cici itu adalah mantan pacar Cici.

Mamat, sapaan akrabnya mengungkapkan, sejauh ini, korban tidak pernah punya masalah atau dalam keadaan tertekan. Karena itu ia meragukan jika secarik kertas yang bertuliskan curahan hati Cici tersebut bukanlah tulisan tangan Cici.

“Kami ragukan itu, meskipun kami dapat informasi jika jawaban pihak polisi menyebut itu adalah tulisan tangan almarhumah,” kata Mamat, Minggu malam 12 November 2023.

Meski begitu, Mamat mengaku sangat menghargai proses penyelidikan yang sedang dilakukan pihak kepolisian di Mapolsek Marawola Kabupaten Sigi. Dia hanya berharap kasus ini perlu diusut tuntas agar memberikan rasa keadilan pada keluarga korban.

“Kita hargai azas praduga tak bersalah. Kami menunggu hasil autopsi sekaligus menunggu informasi resmi pihak kepolisian,” ujarnya.

Hanya saja kata Mamat, sesuai informasi yang beredar pula, mantan pacar Cici yang kini telah ditahan di Polsek Marawola itu disebut-sebut punya dua orang saudara yang bekerja sebagai anggota kepolisian aktif. Sebab itu ia berharap pengusutan kasus ini harus transparan.

“Kami dapat informasi anak ini punya dua kakak polisi. Tapi ini masih terus kami upayakan mengkonfirmasi. Kita hanya menghindari jangan sampai ada relasi kekuasaan yang menyebabkan kasus ini bisa saja direkayasa,” harapnya.

Baca Juga:  Selamat Jalan Pejalan Sejati, Majid Bati

Dalam kronologis diceritakan, sebelum dan setelah jenazah Cici ditemukan. Bahwa berdasarkan keterangan seorang security BTN Bumi Indah Tinggede 3 Atas nama Ruding alias Aweng, sekitar pukul 03.00WITA sebelumnya melihat ada mobil yang lewat di kompleks BTN. Merasa curiga, Aweng mengikuti mobil tersebut sampai ke Blok E dan menemukan mobil tersebut masuk kedalam got/saluran.

Setelah itu Aweng menghampiri dan bertanya kepada supir mobil tersebut kemana tujuannya. Dan dijawab oleh supir mobil ingin ke rumah temannya sambil menunjuk rumah dimaksud. Setelah itu Aweng meninggalkan pengendara tersebut dan kembali ke- pos jaga.

Namun karena masih merasa curiga, Aweng kembali ke Blok E tersebut untuk mencari tau siapa pemilik mobil tersebut. Setelah sampai di blok E tepatnya di depan rumah milik Cici. Aweng lantas mencari pemilik mobil tetapi pemilik mobil sudah masuk kedalam rumah Cici. Karena merasa curiga Aweng sengaja mematikan pembatas listrik dengan tujuan agar orang yang berada di dalam rumah keluar.

Tak lama datang lagi 2 orang berboncengan mengunakan 1 unit motor Mio Sport warna hitam dan memarkir motornya tepat di sebelah mobil yang dicurigai. Setelah itu Aweng menghampiri dan bertatapan langsung dengan kedua pengendara motor tersebut. Lalu terjadi perbincangan.

Aweng : “Cari Siapa?”
Pengendara Motor : “Cari teman yang punya mobil ini”
Aweng : “Telpon saja yang punya mobil”
Pengendara motor : “Iya pak,”.

Kemudian pengendara motor tersebut menelpon pemilik mobil dan Aweng yang berada di samping pengendara motor tersebut mendengar kedua orang tersebut menelpon temannya.

Kondisi jenazah

Pengendara Motor “Di, Di mana kau”
Kemudian pemilik mobil “Jangan ribut karena sudah mau keluar kita ini”.

Setelah selesai menelfon pemilik mobil yang berada di dalam rumah Cici keluar satu-persatu. Kemudian Aweng kembali menyalakan pembatas listrik dan masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Cici di ruang tamu bawah. Kemudian Aweng memeriksa ke dalam kamar untuk mengecek dan melihat ada 2 buah Handphone di atas tempat tidur.

Kemudian Cici langsung masuk ke kamar mengambil 2 buah Hp tersebut dan keluar dari dalam rumah. Ia menunggu cowoknya dan 3 orang temannya berusaha mengangkat mobil yang masuk kedalam got tetapi tidak bisa diangkat.

Baca Juga:  Relawan Sohib AMIN Launching Buku Berjudul Anies di Pusaran Produksi Hoax

Kemudian Aweng menyampaikan kepada Cici untuk masuk saja dan temannya yang sedang mengangkat mobil juga berteriak Cici masuk saja. Setelah itu Aweng langsung meninggalkan Cici dan teman-temannya untuk kembali ke pos jaga.

Sekitar pukul 06.30 WITA, Aweng kembali ke kompleks BTN Bumi Indah Tinggede 3 Blok E ke rumah Cici. Setelah sampai Aweng mendengar keluarga Cici menangis dan Aweng bertanya kenapa menangis kemudian keluarga Cici menjawab jika Cici sudah meninggal.

Aweng lantas bertanya kepada orang tua Cici mengenai keberadaan cowoknya disitu. Kemudian ayah Cici dan Aweng melihat mobil tersebut telah pergi. Tapi kemudian Aweng dan beberapa orang keluarga Cici mengejar mobil tersebut dan berhasil menghentikan mobil tersebut di Jalan Poros Desa Tinggede sekitar 2 kilo meter dari rumah.

Pengendara mobil tersebut diamankan oleh Aweng dan keluarga Cici lalu dibawa ke Mako Polsek Marawola untuk diamankan.

Selanjutnya keterangan Manto dan Rendi, keluarga Cici yang pertama kali menemukan Cici bunuh diri dengan cara gantung diri di dalam kamar.

Sekitar pukul 05.30 WITA. Nenek Cici bernama Oma Nore menyuruh Manto dan Rida untuk membawa titipan ayah Cici yakni 1 karung beras 10 kg. Manto membawa beras tersebut kedepan ruma. Cici sambil berteriak memanggil nama Cici tetapi tidak ada suara. Setelah itu Manto dan Rida kembali ke rumah Oma Nore untuk menyampaikan bahwa Cici tidak menjawab dan membuka pintu rumah.

Setelah itu Oma Nore, Manto dan Rida kembali ke rumah Cici dan memanggil-manggilnya. Tetapi Cici tidak menjawab sehingga Oma Nore membuka pintu rumah dan ternyata pintu rumah tidak di kunci. Setelah itu Oma Nore, Manto dan Rida langsung masuk ke dalam rumah dan mencari Cici di kamar dan dapur tetapi tidak menemukan Cici di lantai bawah.

Kemudian Oma Nore menyuruh Manto untuk naik lantai 2 mengecek apakah Cici ada atau tidak. Setelah naik ke lantai 2, Manto terkejut melihat Cici dalam keadaan tergantung di dalam kamar. Setelah itu Manto langsung bergegas turun ke lantai 1 menyampaikan kepada Oma Nore.

Baca Juga:  Bawaslu Rilis 43 TPS Berpotensi Pemungutan Suara Ulang, Boltim, KK dan Minut Termasuk

Kemudian sepupu Cici, yakni Rendi langsung naik ke lantai 2 dan melihat Cici telah gantung diri. Kemudian Rendi berusaha mengangkat Cici tetapi tidak bisa. Dia kemudian memanggil keluarga untuk mencari pisau dan keluarga menemukan pisau di dekat pintu kamar. Rendi kemudian memotong tali yang digunakan Cici gantung diri dibantu oleh Rida dan Manto. Rendi kemudian memotong tali dan Rida serta Manto memegang badan Cici.

Setelah diturunkan, pihak keluarga langsung membaringkan jenazah Cici di atas tempat tidur di lantai 2 kemudian berusaha memerikan denyut nadi tetapi Cici sudah meninggal dunia. Setelah itu pihak keluarga menghubungi dan menyampaikan kejadian tersebut kepada pihak Kepolisian

Sekitar pukul 07.30 wita. Babinkamtibmas Desa Tinggede yang mendengar informasi tersebut langsung menuju TKP dan menyampaikan kejadian tersebut kepada Piket Polsek Marawola kemudian sekitar pukul 08.00 WITA. Piket Polsek Marawola langsung menuju TKP.

Sekitar pukul 08.10 WITA. Piket Polsek Marawola mengamankan TKP dan melakukan olah TKP bersama dengan anggota Identifikasi Polres Sigi

Sekitar pukul 10.10 WITA, jenazah Cici dibawa ke RS Bhayangkara Palu menggunakan mobil Ambulance Desa Tinggede.

Dalam kronologis disebutkan, sebelum gantung diri dan ditemukan meninggal dunia keluarga korban menemukan sebuah surat yang ditulis menggunakan pulpen adapun isi surat tersebut sebagai berikut.

“Dari Cici”
“Mama Papa cici minta maaf atas kesalahan yang buat Mama Papa Mara. Maaf Saat ini Cici akhiri Semua kehidupannya Cici. Maafkan Mama Papa Supaya Cici bisa tenang Cici Doakan Mama Dan Papa Di alam Lainnya.

“Cici Buruk Sekali Suda Di Hadapan Keluarga Maafkan Kalau Cici Tidak Bisa Membahagiakan Mama Dan Papa Karna Kesalahan Ini Cici Takut. Makasih Mama papa Atas 16 Tahunnya sudah Besarkan Cici.”

Untuk diketahui pula, rumah Cici berhadapan langsung dengan rumah neneknya Oma Nore. Selain itu setiap hari Cici tinggal sendiri di rumahnya karena kedua orang tuanya bertugas sebagai Opsir di Gereja BK Moros Lone Basa Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi. (*/Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *