EXPOSEMEDIA, Jakarta – Lemahnya legitimasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Aktivis 98 Aznil Tan meminta Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mundur.
“Biang kerok lemahnya legitimasi Pilpres 2024 serta terjadinya gejolak sosial adalah karena munculnya anak Jokowi bernama Gibran itu sebagai Cawapres. Untuk mengakhiri itu, demi menyelamatkan republik ini dan masa depan Indonesia, Jokowi harus suruh anaknya mundur,” ujar Aznil Tan kepada media, Jakarta (18/01/2024).
Biaya Pemilu yang besar dan masa depan bangsa Indonesia lebih utama daripada mempertahankan Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon Wakil Presiden Republik Indonesia.
“Jangan karna Jokowi mempertahankan anaknya sebagai Cawapres lalu tega mengorbankan bangsa dan negara ini berkecamuk. Begitu juga, dana Pemilu yang begitu besar akhirnya menjadi mubazir, karena menghasilkan Pilpres yang tidak legitimate. Jokowi harus hadir sebagai bentuk kenegarawanannya,” jelas Aznil Tan.
Aznil Tan membandingkan dilakukan presiden Soekarno dan Soeharto yang turun dari pucuk pimpinan sebagai Presiden RI meski masih memiliki kekuatan hukum berkuasa.
“Jokowi harus teladani kenegarawan Soekarno dan Soeharto. Karena mereka tidak mau bangsa ini terpecah dan demi menyelamatkan masa depan bangsa, mereka legowo mundur sebagai presiden yang masih sah berkuasa. Kecuali Jokowi tidak punya hati nurani,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan sikap kenegarawanan merupakan nilai tertinggi daripada pengorbanan sanksi hukum diterima atas pengunduran Gibran sebagai Cawapres.
“Harga anaknya dipenjara atas pengunduran diri Gibran sebagai Cawapres merupakan bentuk pengorbanan Jokowi atas kecintaannya pada negara dan bangsa ini. Itu sangat terhormat dan pantas dikenang sejarah sebagai presiden yang memiliki kenegarawanan sejati,” imbuhnya. (*/Redaksi)