Page 10 - EXPOSEMEDIA.ID - Edisi Kamis, 10 September 2020
P. 10

10           DUNIA
KAMPUS  EXPOSEMEDIA
                              KAMIS,
10
SEPTEMBER
2020
      Webinar
UNS;
Anak
Muda
&

    Refleksi
75
Tahun
Kemerdekaan
      EXPOSEMEDIA,
SURAKARTA
–
Ketua
Pusat
Studi
Pengamalan
Pancasila
(LPPM)

      Universitas
Negeri
Sebelas
Maret
Surakarta,
Prof.
Hermanu
Joebagio,

mengatakan

      Pancasila
mengalami
titik
kritis
ketika
kita
sebagai
anak
bangsa
tak
mampu
melihat

             perbedaan
sebagai
sebuah
keniscayaan.
     “Itulah
yang
membuat
kita
melihat
rada

     sempit
 bagaimana
 melihat
 pilar

     Bhinneka
Tunggal
Ika
itu,
ketika
kita
tak

     bisa
 bersama,
 ketika
 tidak
 bisa

     membuka
ruang
perbedaan,
ketika
kita

     tak
 bisa
 membuka
 ruang
 toleransi

     terhadap
 perbedaan
 itu.
 Inilah
 yang

     sangat
menyedihkan
saya
pribadi,”
kata

     P r o f . 
 H e r m a n u 
 J o e b a g i o 
 s a a t

     menyampaikan
opening
ceremony
pada

     kegiatan
Webinar
yang
diselenggarakan

     oleh
 LPPM
 UNS,
 bertajuk
 “Anak
 Muda

     dan
 Refleksi
 75
 Tahun
 Kemerdekaan,”

     Selasa
(08/09)
via
Google
Meet.
     Hal
 yang
 sama
 disampaikan
 oleh

     Anggota
 BPIP
 Romo
 Benny
 Susetyo,

     mengatakan
bahwa
Kelompok
Cipayung

     sudah
memiliki
keyakinan
bahwa
selain

     mereka
 memiliki
 identitas,
 juga
 telah

     memiliki
keyakinan
untuk
menghargai

     seluruh
keragaman
yang
ada.
     “Keberadaan
 fenomena
 toleransi

     belakangan-belakangan
 ini
 adalah

     berasal
 dari
 pemahaman
 yang
 tidak

     utuh
terhadap
agama.
Maka
interaksi
itu

     harus
 pula
 diarahkan
 ke
 arah
 saling

     memahami
 tadi
 yang
 terus
 menerus.

     Yang
 mana
 di
 Indonesia
 sudah
 sangat
  Di
 tempat
 yang
 berbeda
 Ketua
 HMI
  bahwa
 PMII
 mengutuk
 keras
 sikap

     harmonis
 sejak
 dahulu
 kala
 dalam
  C a b a n g 
 S u r a k a r t a , 
 R o m a d h o n ,
  intoleransi.

     bergandengan,”
 pungkas
 Romo
 Benny
  mengatakan
 bahwa
 refleksi
 Pancasila

     Susetyo
 dalam
 daring
 youtube,
 Selasa
  adalah
 menjamin
 iklim
 diskusi
 di
  “Kami
 dari
 PMII
 menyikapi
 isu

     (08/09).  kampus,
 jangan
 sampai
 kebebasan
  intoleransi
hari
ini
terjadi
khususnya
di

               akademik
 dilarang.
 Aspek
 lain
 yang
  Surakarta,
 mengutuk
 keras
 sikap

     Menurut
Benny,
akhir-akhir
ini
muncul
  harus
 dikawal,
 bukan
 hanya
 soal
  tertentu.
 Karena
 dalam
 kehidupan

     kembali
isu
intoleransi
karena
muncul
  keberagaman,
 bukan
 hanya
 soal
  s e h a r i - h a r i 
 k i t a 
 h a r u s 
 s a l i n g

     berbagai
 kebohongan
 di
 media
 sosial,
  masalah
intoleransi
tapi
juga
soal
nilai-  m e n g h a r g a i 
 k e p e r c a y a a n 
 d a n

     distrust
 sehingga
 orang-orang
 saling
  nilai
Pancasila
yang
 harus
kita
respon,
  keyakinan
bersama
satu
sama
lain.
Juga

     c u r i g a . 
 D a n 
 m e l u p a k a n 
 b a h w a
  dan
 masalah
 kebebasan
 berpendapat,
  ketika
 terjadi
 berpedaan
 pendapat,”

     perbedaan
itu
adalah
rahmat.  m a s a l a h 
 k e a d i l a n , 
 f e n o m e n a
  tukas
Putri
di
webinar
refleksi
75
tahun

               kesenjangan
sosial.  kemerdekaan,
Selasa
(08/09).
     “Kita
berharap
dari
kelompok
forum
ini

     juga
 dapat
 tercipta
 kelompok
 yang
  “Padahal
Indeks
Pembangunan
Manusia
  Kemerdekaan
 yang
 sesungguhnya,

     meskipun
 berbeda
 keyakinan,
 tetapi
  di
 Solo
 merupakan
 nomor
 3,
 tapi
 kita
  dalam
pandangan
Ketua
IMM
Surakarta,

     satu
 tujuan
 dan
 cita-cita,
 yaitu
  masih
melihat
ada
banyak
kemiskinan
di
  Yasma
 Hidayat,
 
 ialah
 ketika
 nilai

     menciptakan
 Indonesia
 yang
 damai
  Solo,”
jelas
Romadhon,
Selasa
(08/09).  P a n c a s i l a 
 d a p a t 
 d i p a h a m i 
 d a n

     sehingga
kita
dapat
keluar
dari
krisis
ini
  diterapkan
 dengan
 baik.
 Maka
 bukan

     agar
 tidak
 mengalami
 kehancuran,”
  Sepeendapat,
 ketua
 GMNI
 Surakarta,
  alasan
 kemerdekaan
 adalah
 sebuah

     lanjut
Romo
Benny.  Ruwanda
Saputra,
juga
menyampaikan
  seremonial
saja.
               bahwa
isu
toleransi
memang
menjadi
isu

     Hal
 yang
 senada
 disampaikan
 oleh
  yang
 sangat
 santer
 dibicarakan
  “Tetapi
 tanpa
 penegakan
 hukum

     Sosiologi
FISIP
USM,
Akhmad
Ramdhon,
  berkaitan
dengan
demokrasi-demokrasi
  misalnya
dalam
menjalankan
sistem.
Ini

     bahwa
 refleksi
 75
 tahun
 kemerdekaan
  yang
diselenggarakan
negara.  harus
 menjadi
 sebuah
 refleksi
 sendiri.

     bukanlah
 refleksi
 mundur
 tapi
 adalah
  Kemerdekaan
 itu
 merupakan
 cita-cita

     komitmen
 merawat
 perbedaan,
  “Bahwa
politik
identitas
dijadikan
tolak
  dari
 setiap
 bangsa
 dan
 negara.
 Ini

     komitmen
 merawat
 keragaman
 dalam
  ukur
 kemenangan.
 Itu
 satu
 kesalahan.
  menjadikan
Indonesia
yang
mana
juga

     agenda-agenda
kebangsaan,  Padahal
 kita
 sebagai
 bangsa
 sudah
  memiliki
jargon
persatuan,
yang
artinya

               memiliki
 konsesus
 bersama
 yaitu
  setiap
 elemen
 sebagai
 bagian
 dari

     “Sehingga
 kita
 mendukung
 komitmen
  Pancasila,”
pungkas
Ruwanda.  b a n g s a 
 i n i 
 h a r u s 
 m e m p u n y a i

     kerja-kerja
bersama,
untuk
memastikan
  keterbukaan
dan
kerjasama
antar
yang

     mendorong
 kembali
 kebebasan
  Untuk
itu,
perbedaan
tidak
menjadikan
  lainnya,”
tukas
Yasma.
(AW)
     akademik
 di
 kampus
 melibatkan
  kita
harus
terpecahbelah
apalagi
hanya

     kembali
organ
ekstra
dalam
dinamika-  untuk
 momentum
 politik
 5
 tahunan.

     dinamika
 di
 kampus,”
 tegas
 Akhmad
  Sebagaimana
 yang
 disampaikan
 oleh

     Ramdhon
di
kegiatan
yang
sama.  Ketua
PMII
Surakarta,
Putri
Lestari,


   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14