Page 7 - EXPOSEMEDIA.ID - Edisi Rabu, 16 September 2020
P. 7
7 BOLAANG
MONGONDOW
TIMUR EXPOSEMEDIA
RABU,
16
SEPTEMBER
2020
Ketika
Edo
Didoakan
jadi
Bupati
oleh
Nenek
Tertua
di
Boltim
‘’Po’igumon
Mako
Iko
Mobali’
Pomarentah
Nami’’
Usianya
100
tahun.
Masih
bisa
jalan.
Mandi
sendiri,
ganti
baju
sendiri.
Makan
pun
tak
suka
disuapi.
Hobinya:
kunyah
pinang.
Oleh:
Hairil
Paputungan
“Nyanda
sangka
au
e.
Papa
Aji
mosuka
datang
lia
pa
Mama,’’
tutur
putrinya
yang
menjadi
penerjemah
ketika
ada
beberapa
kalimat
yang
harus
diperjelas.
Hanya
dengan
kaos
oblong
dan
sarungan,
Om
Edo
dan
Ny
Lili
langsung
menyalami
sekaligus
mencium
tangan
Nenek
Rusdin.
“Seperti
melihat
sosok
Mama
pada
diri
Nenek
Rusdin,’’
ucap
Dirut
Jawa
Pos
Grup
ini.
Hampir
sejam
Suhendro
dan
rombongan
kecil
bersilaturahmi
di
kediaman
Nenek
Rusdin.
Men-
dengar
ia
berkisah
zaman
per-
juangan
dulu.
Termasuk
perjuangan
bersembunyi
dari
kejaran
tentara
Jepang.
MOHON
DOA:
Suhendro
Boroma
meminta
restu
Nenek
Rusdin
di
kediamannya
Meski
sudah
renta,
gurat
kecantikan
di
Tutuyan
Induk,
Kecamatan
Tutuyan,
Minggu
(13/9).
(Foto:
Chanly) masa
muda
Nenek
Rusdin
masih
jelas.
Dagunya
lancip,
kulit
putih
bersih
dan
rambut
sedikit
ikal.
NAMANYA
Sulaeda
Simbala.
Ia
Celetukkannya
renyah
dan
butnya
riang
(Oh,
anaknya
lahir
pada
1920.
Punya
8
anak.
acap
bikin
orang
terpingkal.
Mama
Ade
Pingku’
alias
Mama
“Mungkin
Mama
orang
tertua
di
Tiga
dari
suami
pertama,
I n t i n y a
i a
m a s i h
b i s a
Iya).
Om
Edo
didampingi
sang
Tutuyan
Induk.
Yang
sebaya
Mama
Almarhum
Salim
Latojo.
Biasa
mengerjakan
hal-hal
men- istri
Ny
Sitti
Nurlaili
Djenaan
sudah
wafat
semua,’’
imbuh
putri
orang
Tutuyan
Induk
menyapa
dasar
tanpa
bantuan
anak
dan
mengunjungi
rumah
Nenek
bungsunya.
dengan
Sangadi
Latojo.
cucunya.
Rusdin
Minggu
(13/9)
pagi.
Yang
tak
kalah
heboh,
anak-anak
Cerai,
Lalu
menikah
lagi
Yang
penting
ada
pinang,
sirih,
Begitu
diberitahu
Om
Edo
Nenek
Rusdin
bangga
sang
ibu
oleh
dengan
Ahmad
Mokodompit.
kapur
sirih
dan
tembakau
di
salah
satu
calon
Bupati
Boltim,
orang-orang
tua
di
Boltim
dikenal
Pria
yang
beda
usia
22
tahun
mejanya.
Mengunyah
pinang,
ia
langsung
memanjatkan
doa.
sebagai
kembang
desa
pada
d e n g a n
N e n e k
R u s d i n ,
itu
kegemaran
Nenek
33
Cucu,
“Poigumon
mako
kon
I
Togi
zamannya.
Buktinya,
meski
beda
panggilan
Sulaeda,
itu
kini
32
Cece
dan
satu
cicit
semenjak
Kawasa
Allah
SWT
in
iko
usia
22
tahun,
Ahmad
Mokodompit
masih
setia
mendampinginya
dulu
hingga
sekarang. mobali’
Bupati.
Iko
mobali’
yang
saat
itu
belum
genap
20
tahun
di
usia
seabad.
pomarentah
nami.’’
(Saya
kepincut
janda
tiga
anak
ini.
Satu
hobi
uniknya
lagi,
yakni
mohon
kepada
Allah
SWT,
Dengan
Ahmad,
ia
punya
lima
minum
es
cukur.
Dalam
sehari,
k a m u
y a n g
a k a n
j a d i
“Kecantikan
Mama
bikin
Papa
jatuh
anak.
Saat
disambangi
di
ia
bisa
menghabiskan
tiga
Pemimpin
Kami).
Ucapnya
cinta
walau
keduanya
beda
usia
rumah
sederhananya
Desa
gelas
es
cukur
jualan
tetangga
setengah
terbata.
cukup
jauh.
Alhamdulillah,
hingga
Tutuyan
Induk
Lingkungan
2
rumahnya.
Hebatnya,
es
kini
tetap
langgeng.
Bahkan
makin
Kecamatan
Tutuyan,
Bolaang
cukur
ia
bisa
konsumsi
dalam
Meski
bicaranya
mulai
agak
tua
makin
mesra
saja,’’
tutur
anak-
Mongondow
Timur,
Nenek
kondisi
apapun.
Meski
hujan
cadel
karena
usia,
intonasi
anaknya.
Rusdin
menyebut
sang
suami
sekalipun.
Tanpa
ada
keluhan
vokal
Nenek
Rusdin
masih
sedang
sakit.
apa-apa.
lantang.
Kehadiran
Edo
dan
Saat
hendak
pamit,
Edo
sekali
lagi
istri
yang
didampingi
salah
meminta
restu
dan
doa
Nenek
“Papa
lagi
dirawat
di
Rumah
Meski
sudah
berusia
seabad,
ia
satu
Presidium
KAHMI
Sulut,
Rusdin
agar
dirinya
diberi
amanah
Sakit
Kotamobagu
di
Pobu- masih
mengingat
jelas
sosok
Hi
Suardi
‘Idun’
Hamzah,
oleh
rakyat
pada
Pilkada
9
Desember
ndayan,’’
sambung
salah
satu
S u h e n d r o
B o r o m a .
E d o ,
membuat
suasana
rumah
2020
mendatang.
p u t r i n y a .
A h m a d
p a n g g i l a n
S u h e n d r o
d i
Nenek
Rusdin
menjadi
ramai.
Mokodompit
sudah
sepekan
kalangan
rakyat
Boltim,
“Iko
bi’
kinoibog
in
rakyat.
dirawat
karena
sakit
tua.
langsung
ia
kenali
begitu
salah
Beberapa
anak
dan
cucunya
Sukurmako
sin
noibog
pabi’
mobui
satu
putrinya
menyebut
yang
tinggal
berdekatan
pun
mangoy
monompia
kon
lipu.’’
(Kamu
Nenek
Rusdin
masih
bugar.
Ibunda
Edo,
Ny
Hj
Pingku
turut
membaur.
Mereka
yang
diinginkan
rakyat.
Sukur
Ingatannya
masih
kuat.
Paputungan.
bangga
dan
haru
Papa
Aji,
karena
masih
ingat
untuk
pulang
Fisiknya
belum
terlihat
rapuh.
masih
ingat
orang
tua
yang
membangun
kampung
halaman).*
Duduk-pun
masih
tegak.
Tanpa
“Oh,
Ki
Adi’
I
Ma
Ade
Pingku
dulu
adalah
sahabat
kental
sandaran.
Ia
punya
selera
iko?
Ki
adi’
i
Mama
Iya.
Ayah
dan
Ibu
Om
Edo.
humor
tinggi.
Kotaawanku
ambe,”
sam-