Page 17 - EXPOSEMEDIA.ID -- Edisi Rabu, 22 April 2020
P. 17
EXPOSEMEDIA
DIGITAL
NEWSPAPER
KOLOM / OPINI
Perempuan
di
Pusaran
Zaman
Oleh: Reiner Emyot Ointoe
ejarah
itu
noktah
bagi
u n t u k
s e k e d a r
m e n i l a i
Membaca
buku-buku
yang
antara
k e n c a n a
w a k t u .
signifikansi
peran
mereka.
lain
ditulis
Cecil
De
Jong:
Hilda
Van
SPemberi
noktah
selalu
Akan
tetapi,
karakter
dan
Suylenburg.
Atau,
De
Culture
van
tampil
dengan
cakrawala
gagasan
mereka
mengatasi
Kodjas.
Bahkan
Kartini
sendiri
pikirannya
yang
menembus
zaman
yang
dijalaninya
harus
menulis
artikel
tentang
Het
segala
zaman.
sungguh
sesuatu
hal
yang
Huwelijk
bij
de
Kodjas
(Prosesi
b e r a d a
d i
l u a r
p a k e m
Perkawinan
Suku
Kodja)
di
Di
antaranya,
ada
perempuan- keyakinan
umat
manusia
di
majalah
ilmiah
Belanda
Brijdragen
perempuan
peretas
zaman
zamannya.
Koninklijk
Instituut.
seperti
Ratu
Sheba,
Balgis,
Cleopatra
hingga
yang
direkam
Bahkan
di
zaman-zaman
Walhasil
prakarsa
Kartini
itu
oleh
kitab-kitab
suci
samawi:
selanjutnya.
Seperti
pula
dibentuk
oleh
gerakan
melek
Hawa,
Batzeba,
Aishiah,
Maryam.
Bagaimana
mungkin
literasi.
Tampaknya,
perjuangan
Sarah,
Hagar
hingga
Maryam.
jemaat
di
lingkungannya
bisa
melek
literasi
(baca:
kebudayaan)
percaya
bahwa
ia
hamil
tanpa
memang
menjadi
daya
hidup
dan
Para
perempuan
"kitabiyah"
berhubungan
dengan
seorang
karsa
perempuan
di
manapun
dan
yang
paling
menonjol
adalah
lelakipun.
Bahkan
bayi
dalam
kapanpun
sebagai
tatanan
"bakti
Maryam.
Ia
mengandung
gendongan
itu
disuruhnya
dan
pangku."
dengan
menyangkal
kaidah
berbicara:
"Aku
hamba
Tuhan.
alamiah
(baca:
menikah).
DIA
beri
aku
kitab
Injil.
DIA
Bukankah
kita
hari
ini
pun
sedang
B e l u m
a d a
s a t u
s a i n s
tunjuk
aku
sebagai
Nabi."
diuji
untuk
merenungkan
kembali
tercanggih
dalam
bidang
U c a p a n
b a y i
i t u
apakah
"bakti
dan
pangku"
kita
biologi
yang
bisa
menjelaskan
mencengangkan
jemaat
dan
pada
ibu
pertiwi
masih
selaras
"kehamilan
tanpa
nikah"
itu.
tak
bisa
dipikul
oleh
akal
dengan
denyut
sejarah
yang
telah
manusia.
Tapi,
toh
mereka
ditorehkan
oleh
Maryam
ribuan
Tapi,
kita
percaya
karena
anak
tetap
menolak
percaya. tahun
silam
dan
oleh
Kartini
belum
yang
dilahirkannya
menjadi
lebih
dari
setengah
milenium.
satu
figur
yang
dianut
oleh
lebih
Lantas,
di
mana
problem
dari
empat
miliar
umatnya.
kebenaran
faktual
antara
iman
Tak
ada
yang
harus
dirisaukan
Telah
melampaui
jumlah
dan
akal?
Tentu,
bagi
Kartini
di
secara
berlebihan.
Karena,
"Habis
manusia
yang
percaya
pada
zamannya.
Para
elit
yang
Gelap
Terbitlah
Terang."
(*/*)
sains
hingga
hari
ini.
percaya
bahwa
perempuan
itu
kelas
subordinat
dalam
rantai
Merefleksikan
para
perempuan
patriarki
dari
pusaran
zaman
bukan
17
|
EXPOSEMEDIA.ID
|
Edisi
Rabu,
22
April
2020