Page 17 - EXPOSEMEDIA.ID -- Edisi Senin, 11 Mei 2020
P. 17
EXPOSEMEDIA
INTERNASIONAL EXPOSEMEDIA
DIGITAL
NEWSPAPER
DIGITAL
NEWSPAPER
WHO
Pakai
Aplikasi
KESEHATAN
Pelacakan
Kontak
Corona Ini
Gejala
EXPOSEMEDIA,
Organisasi
Kesehatan
Dunia
(WHO)
akan
Corona
pada
meluncurkan
aplikasi
pelacakan
kontak
kasus
Covid-19.
Hal
ini
dimaksudkan
pula
untuk
memangkas
gap
atau
jurang
kemampuan
antar- Kulit
negara
dalam
bidang
teknologi
informasi
terkait
penanganan
Virus
Corona.
EXPOSEMEDIA
Saat
ini
gejala
seseorang
terinfeksi
S A R S - C o V - 2
y a n g
menyebabkan
pandemi
virus
corona
alias
COVID-19
saat
ini,
secara
perlahan
diketahui
beragam
gejalanya,
termasuk
pada
kulit.
ejala
pada
kulit
yang
bisa
diamati
termasuk
gatalgatal,
kulit
merah
Gyang
menyakitkan.
Hal
itu
ungkap
Persatuan
Dermatologi
Nasional
Prancis.
“Analisis
dari
banyak
kasus
yang
dilaporkan
ke
SNDV
(Persatuan
Nasional
epala
Petugas
Informasi
untuk
WHO
Bernardo
Mariano
mengatakan
aplikasi
DermatologisVenereologis
Prancis)
tersebut
akan
diluncurkan
secara
global
pada
akhir
Mei.
Ia
menyebut
sejumlah
m e n u n j u k k a n ,
m a n i f e s t a s i
i n i
Knegara
sudah
memiliki
aplikasi
sejenis. berhubungan
dengan
virus
novel
corona,”
kata
juru
bicara
dari
SNDV
seperti
dilansir
"Versi
asli
miliki
WHO
bisa
membantu
negaranegara
yang
tidak
mampu
Medical
Daily.
mengembangkan
aplikasi,"
ujar
Mariano,
dikutip
dari
Engadget,
Minggu
(10/5).
Di
sisi
lain,
Pusat
Pengendalian
dan
Aplikasi
memiliki
kemampuan
untuk
memberi
informasi
soal
gejalagejala
Covid19,
Pencegahan
Penyakit
Amerika
Serikat
melakukan
penelusuran
riwayat
kontak
kasus
positif
Virus
Corona,
sekaligus
(CDC)
juga
melaporkan
bibir
atau
wajah
mendorong
lebih
banyak
orang
untuk
melakukan
tes. kebiruan
sebagai
gejala
COVID19.
Dikutip
dari
Tech
Portal,
aplikasi
dapat
melacak
dan
pergerakan
pengguna
untuk
Gejala
lainnya,
yakni
demam,
batuk
dan
memberikan
informasi
terkait
kontak
dengan
orang
yang
terjangkit
Covid19. sesak
napas
mungkin
muncul
dua
hingga
14
hari
setelah
paparan
virus.
Ada
pula
WHO
telah
berkomunikasi
dengan
Apple
dan
Google
untuk
menggunakan
teknologi
gejala
kesulitan
bernafas,
nyeri
atau
pelacakan
besutan
kedua
perusahaan
raksasa
teknologi
tersebut.
Namun,
ada
masalah
tekanan
yang
terusmenerus
di
dada,
hukum
dan
privasi. bingung.
Mariano
menyebut
kedua
korporasi
raksasa
itu
sempat
menjanjikan
sistem
yang
tak
SARSCoV2
umumnya
menyerang
sistem
terpusat
yang
membuat
data
kontak
tetap
anonim.
Namun,
pihaknya
menilai
masih
ada
pernapasan
dan
menargetkan
paruparu
masalah
terkait
kemungkinan
penyalahgunaan
data
untuk
kepentingan
bisnis
di
serta
dan
organ
lain
yang
terhubung.
kemudian
hari. Karena
itu,
gejala
penyakit
biasanya
muncul
sebagai
batuk
terusmenerus,
Di
sisi
lain,
Google
dan
Apple
memastikan
bahwa
data
yang
dikumpulkan
aplikasi
tidak
sesak
napas,
demam,
gejala
mirip
flu
dan
akan
digunakan
untuk
keperluan
lain
di
luar
penanganan
Covid19.
Keduanya
mengaku
sakit
kepala.
akan
menghapus
datadata
tersebut
saat
pandemi
Covid19
berakhir.
Bisa
pula
penderita
akan
kehilangan
Pelacakan
kontak
diketahui
merupakan
bagian
penting
dalam
penanganan
pandemi
ke m a m p u a n
m e n c i u m
b a u
d a n
Virus
Corona.
Otoritas
terkait
akan
melakukan
penelusuran
terhadap
orangorang
yang
mengecap,
karena
virus
mengacaukan
bersentuhan
secara
dekat
dengan
penderita
Covid19. selsel
kita
yang
bertanggung
jawab
untuk
bau
dan
rasa,
lalu
diare.
Pelacakan
secara
manual
salah
satunya
dilakukan
dengan
menelpon
orang
terkait
dan
(tempo/*)
memperingatkannya
soal
potensi
bahaya
penularan
Corona.
Upaya
ini
dipandang
lebih
akurat
melacak
penyebaran
virus
dan
membantu
membatasi
ruang
lingkup
lockdown.
Indonesia
sendiri
belum
menerapkan
secara
penuh
penggunaan
aplikasi
sejenis
dan
masih
menerapkan
sistem
pelacakan
kontak
secara
manual.
(cnnind/*)
17
|
EXPOSEMEDIA.ID
|
Edisi
Senin,
11
Mei
2020