Page 7 - EXPOSEMEDIA.ID - Edisi Senin, 28 September 2020
P. 7
7 OPINI EXPOSEMEDIA
SENIN,
28
SEPTEMBER
2020
PKPU
13
Tidak
Bertaring
Oleh:
Abdul
K
Tulusang
PEKAN
lalu
20
September
2020
Terkait
lahirnya
PKPU
itu,
Pada
Tanggal
23
September
2020
Peringatan
Kepada
Paslon
yang
Saya
diundang
oleh
Kelompok
penulis
menilai,
seyogyanya
KPU
telah
mengeluarkan
PKPU
melanggar
Protokoler
Kese-
Studi
Demokrasi
Indonesia
pengaturan
lebih
Ferm
di
level
13
2020
sebagai
perubahan
hatan.
Belum
lagi
yang
mela-
(KSDI)
dalam
acara
diskusi
UU
dalam
hal
ini
pemerintah
PKPU
10
Tahun
2020
tentang
kukan
Eksekusi
di
lapangan
Strategi
Menurunkan
Covid-19,
bisa
mengeluarkan
PERPU.
Kampanye
Pemilihan
Gubernur
ialah
Pihak
Kepolisian.
Menaikan
Ekonomi.
Salah
Satu
dan
Wakil
Gubernur,
Bupati
&
Pematerinya
adalah
Menteri
Sebab
perlu
ada
larangan
men- Wakil
Bupati
Serta
Walikota
&
Semestinya
aturan
Protokoler
Dalam
Negeri
yakni
Jenderal
cegah
kerumunan
dan
tidak
Wakil
Walikota,
Sebagai
acuan
Kesehatan
dalam
pilkada
itu
P o l i s i
( P u r n )
P r o f .
D r s .
kalah
pentingnya
ialah
sanksi
Hukum
dalam
pelaksanaan
diatur
dalam
PERPU
sehingga
Muhammad
Tito
Karnavian,
yang
bisa
memberikan
efek
jera
Kampanye
di
Pilkada
Serentak
peraturan
Pilkada
bagi
Paslon
MA,
P.hD.
kepada
pelanggar
protokoler
Tahun
2020
di
270
daerah. Yang
melanggar
ada
efek
kesehatan.
jeranya.
(*)
Dalam
dikusi
tersebut
Mendagri
Kami
memandang
ada
problem
menyinggung
soal
Pilkada
Sepanjang
di
Undang-undang
Fundamental
dalam
aturan
Serentak
Tahun
2020
di
270
tidak
diatur
terkait
mekanisme
tersebut,
apa
&
mengapa?
yakni
Daerah.
Salah
satu
paparan
yang
sanksi
maka
KPU
tidak
bisa
Peraturan
KPU
No
13
Tahun
menarik
yakni
tentang
aturan
memberikan
sanksi
efek
jera.
2020
tidak
memberikan
Efek
kampanye
dimasa
Pandemi,
Misalnya
pemotongan
masa
Jera
kepada
Paslon
yang
melang-
beliau
mengatakan
bahwa
kampanye,
atau
diskualifikas i
gar
Protokoler
Kesehatan.
aturan
tersebut
diperketat
bagi
pasangan
calon
yang
hingga
bagi
Paslon
yang
melang- m e l a n g g a r
P r o t o k o l e r
Hal
ini
menandakan
lemahnya
gar
akan
diberikan
sanksi
yang
Kesehatan.
Hukum
yang
mengatur
pelang-
berefek
jera
kepada
Paslon
baik
garan
dilakukan
oleh
Paslon
Gubernur,
Bupati
dan
juga
Hal
itu
tidak
diterapkan
sebab
dalam
Pesta
Dokrasi
Pilkada
Walikota.
Menurut
Prof
Tito
ada
dalam
UU
atau
PKPU
13/2020
Serentak
di
270
Daerah.
dua
model
yang
bisa
diatur
tidak
diatur.
Dalam
UU
sanksi
apakah
melalui
PERPU
ataukah
diskualifikasi
hanya
diberikan
Bawaslu
hanya
diberikan
kewe-
Melalui
PKPU. kepada
Politik
Uang
saja
tidak
nangan
Memberikan
Sanksi
untuk
yang
lainnya.
Administrasi
dan
Surat
Faktor
Kawin
Mawin
Bikin
Politik
Identitas
Tak
Laku
Dijual
EXPOSEMEDIA,
MANADO
—
Pengamat
politik
sekaligus
akademisi
Unsrat,
punya
alasan
sendiri
tentang
politik
identitas.
Dia
meyakini,
politik
identitas
tak
akan
laku
bila
dijadikan
jualan
di
Pilkada
Manado
atau
Sulut.
Menurut
Liando,
faktor
kawin
Bisa
karena
pertimbangan
satu
terpaksa
memilih
karena
mawin
ataupun
faktor
lain
profesi.
Dokter
atau
jurnalis
keadaan.
menjadi
salah
satu
sebabnya. akan
pilih
sesamanya.
Dan
paling
akhir
adalahpemilih
Hal
itu
terungkap
dalam
Focus
Selanjutnya
pemilih
sosiologis.
tragis.
Mereka
ini
memilih
Group
Discussion
(FGD)
yang
Untuk
kategori
ini,
seseorang
karena
terpaksa
atau
dipaksa
digagas
POKDEM
dan
Jurnalis’M,
memilih
lantaran
kesamaan
oleh
kekuatan
penguasa.
J u m a t
( 2 6 / 9 )
a k h i r
p e k a n
identitas.
Kesamaan
aliran
di
Karena
mereka
bergantung
kemarin. organisasi.
Jadi
condong
ke
nasibnya
kepada
penguasa.
hubungan
emosional.
Bisa
Pengamat
politik
dan
Secara
detil,
Liando
merinci
agama,
suku,
etnis
atau
sama
“Lima
kategori
ini
bisa
lahir
dan
daerah
asal.
ragam
prilaku
pemilih
yang
se-
mati
kapan
pun.
Misalnya
Akademisi
Unsrat,
lalu
muncul
dalam
setiap
pemilih
politis
bisa
jadi
apatis.
Dr.
Ferry
Daud
Liando momentum
Pilkada.
Ada
juga
pemilih
apatis.
Pemilih
Pemilih
tragis
akan
hilang
jika
kategori
ini
adalah
mereka
yang
tidak
ada
kepentingan
in-
Diantaranya
pemilih
politis,
tidak
peduli,
lantaran
tidak
cumbent.
Dan
biasanya
pemilih
sosiologis,
Apatis.
Pragmatis
dan
memberi
dampak
apa-apa. sosiologis
ada
di
kota
seperti
Tragis. Manado,”
tuturnya.
Biasanya
akan
memilih
dengan
Pemilih
politis
menurutnya,
pertimbangan.
Mereka
sangat
Karena
itu,
Liando
meyakini
adalah
prilaku
pemilih
yang
kritis.
Tidak
mudah
percaya,
politik
identitas
tidak
akan
memilih
calon
tertentu
karena
akibat
trauma
masa
lalu.
Masih
berdampak
besar
karena
kesamaan
kepentingan. menurut
Liando,
pemilih
sosiocultur
pemilih
Sulut
tidak
selanjutnya
adalah
pemilih
terlalu
heterogen,
kawin
mawin
Pemilih
merasa
calon
mampu
pragmatis.
Yaitu
pemilih
yang
atau
sebab
lainnya.
(rin/*)
mewujudkan
program
yang
memilih
calon
tertentu
karena
sesuai
kepentingannya. imbalan
jangka
pendek
atau