AMIN, Sarung, dan Santri

KRT Purbonagoro

Oleh KRT Purbonagoro, pengamat sosial-politik

Saat memperingati Hari Santri pada 22 Oktober, konten Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar viral. Konten ini berisi percakapan tentang fungsi sarung di kalangan santri. Di akun X Anies Baswedan, konten ini sudah ditonton lebih dari 1 juta kali. Konten ini juga banyak di-share oleh netizen dan menjadi percakapan hangat sampai hari ini.

Konten ini awalnya dimulai dengan pertanyaan Anies Baswedan kepada Muhaimin Iskandar, “Kalau sarung itu biasanya dipakai untuk apa saja Gus?”. Muhaimin sebagai sosok yang lahir dan besar dalam tradisi pesantren lalu menjelaskan mengenai tiga fungsi sarung.

Baca Juga:  Deklarasi Alumni Boedoet 145 untuk Mendukung Paslon Capres AMIN

Pertama, digunakan untuk sarungan. Di kalangan santri, sarung tidak hanya digunakan untuk salat. Aktivitas sehari-hari pun, para santri juga sarungan. Saat menjelaskan fungsi pertama ini, Muhaimin menunjukkan bagaimana cara menggunakan sarung yang benar agar tidak mudah melorot.

Selanjutnya, Muhaimin menjelaskan fungsi kedua sarung, yaitu untuk selimutan agar badan tetap hangat dan tidak jadi korban gigitan nyamuk. Di kalangan santri, tidur di aula, masjid, atau musala juga sudah jadi tradisi. Di tempat tersebut, hawanya memang lebih dingin dan terkadang ada serangan nyamuk.

Kesempatan berikutnya, Muhaimin menjelaskan tentang fungsi ketiga, yaitu digunakan untuk menyelepet. Sejenak kemudian Muhaimin mencontohkan cara menyelepet orang menggunakan sarung. Muhaimin lantas mengibaskan sarungnya dengan cepat hingga terdengar dengungan sarung.

Baca Juga:  Sikap Panda Nababan ke Gibran: Serangan Politik Atas Kaum Muda

Apa yang ditunjukkan pasangan Anies-Muhaimin atau biasa disebut pasangan AMIN konteksnya pas sekali dengan peringatan Hari Santri. Sarung adalah perlengkapan yang tak terpisahkan dari para santri. Sarung, biasa digunakan sepanjang hari, oleh para santri.

Terkait dengan obrolan sarung antara Anies dan Muhaimin, pasangan ini memang dianggap paling dekat dengan kalangan santri. Anies disebut sebagai Presiden Santri. Julukan ini muncul saat Anies berkunjung ke Pesantren At-Tauhid, Surabaya.

Sementara Muhaimin Iskandar memiliki julukan Panglima Santri. Julukan tersebut bahkan sudah disematkan kepada Muhaimin sejak 2017. Tepat rasanya, bila Kiai Said Aqil Siradj saat bertemu dengan Anies-Muhaimin menyatakan warga NU tahu siapa capres-cawapres santri. Tentu saja yang dimaksud adalah Anies-Muhaimin.

Baca Juga:  BOLTIM: Diskusi, Game Hingga Tiktok Jadi Andalan Tim Millenial SBRG Gaet Pemilih Muda

Pasangan AMIN memang besar dengan tradisi santri. Anies maupun Muhaimin Iskandar sama-sama tumbuh dalam tradisi pesantren. Anies pernah nyantri di Pesantren Pabelan, magelang, sedangkan Muhaimin menjadi santri di Mambaul Ma’arif, Jombang.

Jadi pas, bila Pasangan AMIN adalah pasangan capres-cawapres santri. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *