Lebih Dekat dengan Zul Densi, Owner Kedai Biji Itang, Bitung

PUNYA usaha sendiri adalah impian begitu banyak orang. Tapi sedikit dari mereka yang bisa mewujudkan impiannya itu. Adalah Zul Densi, Owner Rumah Kopi Biji Itang. Dia termasuk salah satu dari yang sedikit itu.

Pria jangkung yang kini menjabat sebagai Komisioner Bawaslu Kota Bitung ini mampu mewujudkan impian lamanya. Impian yang hampir saja terkubur bersama kesibukannya sebagai Penyelenggara Pemilu.

Zul Densi, Owner Kedai Biji Itang

MENTARI baru saja beranjak ke peraduan ketika rombongan kecil kami tiba di perbatasan antara Kabupaten Minahasa Utara dengan Kota Cakalang Bitung.

Kota pelabuhan ini adalah salah satu dari kota di Provinsi Sulawesi Utara yang begitu disiplin dalam penegakan protokol kesehatan Covid 19.

Semua kendaraan yang melewati lintas batas diperiksa ketat. Tanpa terkecuali. Termasuk rombongan kami harus mengikuti antrean plus pemeriksaan ketat.

Sebenarnya, ada ‘dua pilihan’ bagi pengendara mobil pribadi yang hendak ke Kota yang dipimpin walikota Max Lomban itu.
Lewat jalan utama yang ketat dengan protokol kesehatan Covid 19. Atau lewat jalur belakang ke arah gunung dua saudara yang harus memutar jauh dan melewati gang sempit, kata salah satu kawan. Tapi kami memilih jalan legal. Lewat pintu masuk yang melewati pemeriksaan ketat itu.

Baca Juga:  Kordiv HPP-PS Bawaslu Bitung Supervisi Penanganan Pelanggaran

“Kami akan ke kantor Bawaslu,” jawab kami kompak saat ditanyai salah satu petugas yang lengkap dengan APDnya.
Melihat tampang kami yang tidak utuh karena tertutup masker, petugaspun mengizinkan.

Silakan pak sambil memberi kami jalan. Nampaknya, petugas yakin betul kami adalah orang-orang non reaktif, disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan Covid 19, hehe.


Tak sampai 10 menit, rombongan tiba di ruas jalan Maesa. Tepat di sebuah bangunan permanen. Tidak terlalu besar.

Aroma kopi arabica begitu menusuk hidung saat beberapa langkah menjauh dari mobil tumpangan. Seolah menyambut kedatangan kami.

Dipojok kanan ke arah pintu masuk terdapat papan plang. Lebarnya sekira satu meter. Warnanya hitam mencolok dengan samar warna kecoklatan. Ada tulisan putih disitu “Kedai Biji Itang”. Sederhana tapi memberi kesan. Tempat ini sangat familliar dengan pengunjungnya.

Malam itu memang ramai pengunjung. Mereka sepertinya merasa lebih nyaman duduk di bagian luar sambil menyeruput kopi dari tangan Barista millenial.

Sejak kapan terpikir membuka usaha rumah kopi?….

“Ini adalah obsesi saya sejak lama. Punya rumah kopi sendiri, dengan karyawan beberapa orang. Namun baru terwujud sekarang dan mulai beroperasi tanggal sembilan lalu ,” jawab sang Owner Zul Densi membuka perbincangan.

Baca Juga:  Islam dan Demokrasi di era Kontemporer

Ruang dalamnya memang tidak terlalu luas. Hanya tersedia beberapa set kursi dan meja. Semuanya diatur berjarak. Separuh ruang itu difungsikan sebagai meja bartender, kasir dan peralatan Barista. Ada juga sofa untuk dua orang.


Dari namanya ‘biji itang’ terdengar agak unik dan sedikit “nakal menggoda” bagi sebagian orang.

Dia kemudian mengarahkan kami ke dalam kedainya. Di sofa merah hitam samping kiri meja bartender kami melanjutkan pembicaraan. Terpisah dari teman-teman yang lain.

“Kopi itu bulat tak beraturan. Tergantung jenisnya. Bila disangrai biji kopinya pasti berubah warna menjadi coklat kehitam-hitaman. Itu sebabnya, nama kedai ini saya berinama Kedai Biji Itang,” terang Zuldensi, ketika ditanyai alasan memberi nama rumah kopinya dengan Kedai Biji Itang.

Tempat usaha ini belum terlalu lama. “Tanggal 9 lalu, saya baru memulai saat orang lebih memilih Work From Home (WFH) akibat Covid 19. Saya baru mempekerjakan empat orang dengan tugas berbeda. Ada koordinator, barista dan dua pelayan. Semuanya anak muda,” urai Zuldensi.

Untuk menjalankan usaha jenis UKM ini, Zulden tak harus menongkronginya setiap hari.

“Istri yang paling sering bantu-bantu. Saya jarang turun melayani biar tidak ada yang sungkan karena tugas saya sebagai penyelenggara pemilu,” candanya.

Baca Juga:  Edisi Selasa, 19 Mei 2020

Prosesnya memang lumayan panjang. Ditopang isteri yang begitu menyemangati sehingga saya bisa mewujudkan impian.
“Segala keperluan kedai belinya di Jakarta. Mulai vietnam drip, mesin giling hingga cangkir,” katanya.

Resep kopi andalan disini adalah Americano Long Black.

“Ok, saya pesan yang itu,” kata Hadi Prestasi, memotong pembicaraan.

Takbier Wata, juga menjatuhkan pilihan yang sama. Begitupun dengan Kabid Pengawasan Ormas Kesbangpol Manado, Fadly Kasim.

“Tapi tak pakai gula,” ujarnya mengingatkan. Biar sajiannya cepat, saya pun ikut dengan mereka bertiga.

Luar biasa. Kopinya memang jrengg, kata Hadi.

Bagi yang bukan penikmat kopi jangan kuatir. Di Kedai Biji Itang ini tersedia Teh Nyonya….

Tempat ini sering dijadikan pertemuan para aktivis, ASN, hingga wartawan daerah.

“Mereka sering ketemuan di sini dan bicara banyak hal,” kata Zul sedikit promosi.

Nah, bagi kamu yang masih penasaran dengan Americano Long Black dan Teh Nyonya, silakan berkunjung ke Kedai Biji Itang, di alamat Jalan Maesa, Kota Bitung. Eittt, jangan lupa ajak teman, relasi bisnis ke tempat ini.
Nikmati seduhan kopi hitamnya dan keramahan pelayannya. (rin/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *