Koperasi Desa Merah Putih: Membangun Indonesia dari Halaman Depan Negara

Dr. (C) Viviana Hanifa (Dokpri)

Oleh: Dr. (C) Viviana Hanifa

Presiden Eksekutif Generasi Emas Indonesia (Gesid)

Selama ini, kita sering melihat desa sebagai halaman belakang negara—tertinggal, kurang berkembang, dan hanya menjadi penerima manfaat kebijakan pusat. Padahal, di era saat ini, desa justru harus menjadi halaman depan negara. Desa adalah fondasi utama bagi perekonomian nasional, dan jika kita ingin membawa Indonesia menjadi negara maju, maka desa harus menjadi titik awal perubahan.

Namun, pembangunan desa tidak cukup hanya dengan membangun infrastruktur fisik. Yang lebih penting adalah membangun ekosistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Dan untuk itu, kita perlu mengubah pola pikir: desa bukan sekadar tempat produksi bahan mentah, melainkan pusat kegiatan ekonomi yang kuat.

Koperasi Desa Merah Putih: Solusi Ekonomi Berbasis Desa

Langkah Presiden Prabowo Subianto dalam membentuk 70.000 Koperasi Desa Merah Putih adalah kebijakan yang sangat tepat. Dengan koperasi ini, desa akan memiliki wadah ekonomi yang lebih terstruktur, tidak hanya sebagai penyalur bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), tetapi juga sebagai pusat distribusi dan pengolahan hasil pertanian yang lebih efisien.

Baca Juga:  Eksponen Aktivis 98 Sebut Jokowi Lebih Keren Jika Lakukan Hal Ini

Pemerintah memperkirakan bahwa setiap desa akan membutuhkan anggaran sekitar Rp3-5 miliar untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi ini. Dengan adanya alokasi dana desa sebesar Rp1 miliar per tahun, kebutuhan pendanaan ini dapat dicapai secara bertahap dalam waktu lima tahun. Ini menunjukkan bahwa kebijakan ini bukan sekadar program jangka pendek, tetapi sebuah investasi jangka panjang untuk kemandirian ekonomi desa.

Namun, koperasi ini tidak boleh hanya menjadi program sesaat. Harus ada strategi yang memastikan koperasi ini bisa bertahan dalam jangka panjang. Salah satu kuncinya adalah profesionalisme dalam pengelolaan koperasi. Koperasi desa harus berbasis pada sistem yang modern, transparan, dan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran serta distribusi produk.

Baca Juga:  Waketum OKK Hanura, Benny Rhamdani: Fokus Verifikasi Parpol

Koperasi yang dikelola dengan baik tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat desa, tetapi juga bisa menjadi pilar utama dalam membangun ekonomi nasional dari akar rumput.

Anak Muda sebagai Penggerak, Gesid Hadir untuk Mendukung

Namun, ada satu elemen penting yang tidak boleh diabaikan dalam pembangunan desa: peran anak muda. Sayangnya, selama ini, kebijakan pembangunan desa seringkali kurang melibatkan generasi muda secara aktif. Padahal, mereka adalah motor perubahan yang dapat membawa desa menuju masa depan yang lebih maju dan modern.

Anak muda desa harus diberi ruang untuk berperan, baik dalam kepemimpinan koperasi, inovasi produk, maupun pengembangan ekosistem bisnis di desa. Mereka harus memiliki akses terhadap pelatihan, pendampingan, serta dukungan modal untuk mengembangkan usaha berbasis desa.

Di sinilah Generasi Emas Indonesia (Gesid) hadir sebagai mitra dalam perjalanan besar ini. Gesid berkomitmen untuk mendukung generasi muda desa agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi penggerak utama dalam pembangunan koperasi dan ekonomi desa. Kami siap berkontribusi melalui program pelatihan, mentoring bisnis, serta penguatan jejaring usaha bagi anak muda desa.

Indonesia hanya bisa maju jika desa-desa kita maju. Dan kemajuan desa hanya bisa terjadi jika koperasi yang dibangun benar-benar berfungsi secara optimal dengan melibatkan anak muda sebagai agen perubahan. Jika kita ingin menjadikan desa sebagai halaman depan negara, maka saatnya kita memberikan peran lebih besar kepada generasi muda untuk membangun masa depan bangsa. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *