EXPOSEMEDIA, BANDUNG – Silaturahmi antara para tokoh terus dilakukan. Situasi seperti ini dapat mencairkan kebekuan politik yang kerap kali melahirkan gaduh. Jangan hanya kepentingan tahunan pesta politik, lalu tokoh nasional bertemu. Benny Rhamdani dan Ercik Thohir memberi contoh positif. Dua tokoh muda, yang juga Kepala Badan serta Menteri itu bertemu dalam suasana santai. Begitu akrab, penuh kekeluargaan di Bandung Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Pertemuan yang dilangsungkan, Sabtu (9/10/2021) malam itu benarkah hanya acara silaturahmi dan makan-makan biasa saja?. Tentu berbagai pihak juga mulai mengaitkannya dengan suksesi Pemilu 2024. Melalui pantauan lapangan media ini, Benny dan Erick terlihat menikmati menu sajian khas Sulawesi Utara (Sulut) yakni ‘pisang Goroho’.
“Enak dan gurih rasanya pisang Goroho. Pisang ini diambil langsung dari Kotamubagu, luar biasa. Saya benar-benar menikmatinya, terima kasih tuan rumah yang telah menyajikan manu khas Sulawesi Utara ini,” ujar Erick, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Erick yang digadang maju dalam bursa Pilpres untuk Pemilu 2024 itu menyebut pentingnya kebersamaan di bangun antar sesama anak bangsa. Tak boleh lagi memelihara narasi dan diksi yang membuat rakyat terpolarisasi. Bagi Erick pendekatan serupa amat penting, daripada sekedar pendekatan struktural formal semata-mata.
“Penting kita membangun kebersamaan. Menyatukan persepsi, membangun dialog dan silaturahmi seperti ini. Saya dan Bang Benny membangun nilai-nilai kebersamaan Itu. Mari kita bangun solidaritas untuk majukan Indonesia,” kata Erick.
Senada dengan itu, Benny Rhamdani yang juga Ketua Umum Barikade 98 dan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP 2MI) selaku insiator pertemuan menyebut kehadiran Erick tidak lain adalah sebagai bentuk silaturahmi. Erick, tambah Benny merupakan tokoh muda yang punya kepedulian terhadap rakyat. Dalam bincang-bincang informal tersebut Benny mengaku Erick benar-benar menikmati ‘pisang Goroho’.
“Ya, sebagai kawan Bung Erick Thohir datang untuk bersilaturahmi dan makan-makan. Bertepatan dengan berkumpulnya teman-teman aktivis Barikade 98, beliau Bung Erick kita undang bersilaturahmi. Bung Erick begitu terbuka untuk kita semua. Sambil kita menikmati menu yang disajikan, menu makanan pisang Goroho dari Sulawesi Utara. Pertemuan ini tidak lain adalah bagaimana kita merawat kebersamaan dan pertemanan,” kata Benny.
Mantan Ketua GP Ansor Provinsi Sulawesi Utara, yang juga mantan Anggota DPRD Provinsi Sulut 3 periode itu mengaku narasi Erick Thohir sangat relevan dan terbuka dengan kemajuan Indonesia. Melalui bincang sambil makan tersebut Benny menangkap bahwasanya sosok Erick Thohir merupakan potret kepemimpinan muda yang punya visi progresif.
“Lebih banyak kita bercerita soal program pemerintah. Kita berkolaborasi untuk mengawal perintah-perintah dan program bersama yang dicanangkan Pak Presiden Jokowi serta Pak Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin. Atas kesamaan semangat itulah, saya menilai sosok representasi kaum muda yang bernama Bung Erick Thohir ini punya visi menyatukan. Figur muda energik yang punya pemikiran progresif, berpikir jauh kedepan. Teman-teman Barikade 98 sangat bergembira, mereka siap berkolaborasi tentunya,” ujar Benny di rumah Prof. Dr. Ir. H. Eddy S. Soegoto, MT, owner dan Rektor Unikom.
Kebersamaan dua tokoh muda ini mendapat perhatikan sejumlah kalangan. Bahkan, ada pertanyaan spesifik yang dilontarkan bahwa kenapa kalau hanya sekedar makan ‘pisang goroho’ atau acara makan-makan harus memilih Jawa Barat sebagai tempat?. Ragam spekulasi lainnya juga dirangkai dengan mengait-ngaitkan.
Ada anggapan yang mencuat, pertemuan ini digambarkan seolah-olah Jawa Barat menjadi basis, perhatian serius untuk konsolidasi Erick Thohir menuju kontestasi Pemilu 2021. Biar saja, analisa politik, asumsi dan spekulasi itu berkembang.
Dalam ruang-ruang berdemokrasi persepsi publik harus tetap dihormati. Kita nantikan saja realitas berikutnya. Kiranya perbuatan baik dan kontribusi positif terus dilakukan Erick Thohir dan Benny Rhamdani. Dan benarkah, acara makan ‘pisang Goroho’ sekedar simbol semata?. Wallahu wa’lam bisawab. (*/mas)