Oleh : Muliansyah Abdurrahaman Ways
Kembali menulis Indonesia di alam bukan politik, mereka berduka kita juga berduka, mereka sedih kita juga bersedih, mereka kehilangan sanak saudara, ayah, ibu dan anak – anak kita juga rasa – rasanya kehilangan yang di rasakanya. Indonesia terlintas di pikiran hampir tak habis – habisnya peristiwa yang di landa, kehidupan semakin hari semakin bertambah usia, namun manusia hanya menjadi khiasan kehidupan dari episode ke episode tanpa disadari.
Indonesia, kita tentu membaca hampa dari peristiwa satu ke peristiwa lain ini, walaupun semua ini adalah sekenario Tuhan pecipta alam semesta, dialah yang menciptakan, maka dialah yang menjadi motor penggerak kuasanya. Indonesia dari aspek kehidupan menjadi satu bacaan etape kehidupan yang lebih arif dan bijaksana.
Menulis Indonesia bukan hal baru, tetapi menulis Indonesia dari aspek kemanusiaan dan peristiwa alam yang menghadirkan manusia sebagai bagian dari peristiwa alam, peristiwa inilah menjadi hal baru bagi penulis sebagai manusia berfikir talenta ilmu politik. Tak habis di pikirkan tentang Indonesia, Indonesia akhir – akhir ini telah di uji satu peristiwa alam yang tak pernah di pikirkan sebelumnya, satu tahun di landa virus corona covid 19 hingga kini, jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182 di awal tahun kemarin bulan januari, Gempa Bumi di Mamuju Sulawesi Barat, banjir bandang di NTT dan yang masih dekat waktunya adalah hancur leburnya kapal selam KRI Nanggala 402 di laut Indonesia.
Argumentasi apalagi yang mampu menguji peristiwa – peristiwa ini yang terjadi, setelah kita melihat kematian covid 19 adalah bagian dari konspirasi internasional, setelah pesawat Sriwijaya jatuh, saat itu juga kita katakan pesawat sudah tua, setelah banjir bandang adalah bagian dari naiknya air laut Australia dan terakhir adalah kapal selam KRI juga adalah tembakan dari jarak jauh, akhirnya satupun tak terbantahkan argumentasinya.
Peristiwa social politik boleh kita membaca dari setiap aspek, tapi peristiwa alam adalah misteri hidup yang tidak mampu di baca ilmu manusia yang lebih rasional. Aspek ilmu pengetahuan akan di telusuri saat peristiwa sudah terjadi, sedangkan aspek keilahiaan adalah aspek irasional yang diyakini akan sebuah kehancuran bumi atas tangan – tangan manusia. Ilmu akan menjawab peristiwa itu terjadi karena kronologisnya, agama menjawab semua itu datang dari tuhan sang pencipta.
Peristiwa Alam Indonesia Perspektif Global
Ini tema menarik menurut penulis, karena alam Indonesia bagian dari alam global, bisakah kajian global dalam telusuri alam Indonesia, pikiranku sebagai penulis tentu menjadi prasangka dalam peristiwa – peristiwa Indonesia, karena ada efek global.
Peristiwa alam sekalipun muncul prasangka penulis terhadap permainan – permainan dunia, sebagaimana terjadi virus covid 19 yang menjadi prasangka negative atas permainan bisnis para konglomerat dan wacana bumi mengurangi kepadatan manusia di muka bumi.
Wacana – wacana kemanusiaan ini menjadi alasan setiap peristiwa alam yang terjadi, Pertama; adakah yang sudah dan mampu menjawab bahwa peristiwa alam Indonesia tanpa ada satu peristiwa alam global. Sebagaimana penulis mencoba menghadirkan peristiwa – peristiwa alam Indonesia juga ikut serta peristiwa – peristiwa alam global, sehingga ada satu titik temu antara alam Indonesia dan alam global.
Bahwa secara tegas alam Indonesia tak sangkut paut dengan alam lain (global), Kedua; benarkah pikiran ini tak bisa di bantahkan, karena penulis melihat para ilmuan Indonesia belum mencoba berada pada ruang – ruang ilmu pengetahuan dan teknologi soal bagaimana menghadirkan dirinya sebagai bagian dari peristiwa yang terjadi.
Ketiga; adakah yang berfikir bahwa peristiwa alam yang terjadi di Indonesia karena ada peristiwa alam secara global, ini yang membuat penulis ingin para ilmuan – ilmuan Indonesia untuk menemukan peristiwa – peristiwa alam Indonesia karena ada alam lain secara global mempengaruhi.
Inti dalam penulisan ini adalah pertanyaan kepada realitas pemikir – pemikir Indonesia hadir menjawab peritiwa alam Indonesia belakangan ini, supaya Negara kita juga kuat dari aspek ilmu pengetahuan dan berihtiar ancaman global yang tak terhingga.
Indonesia, Negara BerTuhan
Terkadang kita mengenal Tuhan saat kita terkena musibah, terkadang tuhan hanya bagian dari simbolisasi kehidupan dan terkadang kita juga lupa atas alam di cipta oleh tuhan, sehingga tuhan sudah mengingatkan kita sebelumnya bahwa alam harus di jaga, secara tegas tuhan mengingatkan kita bahwa “rusaknya bumi, karena tangan – tangan manusia”, ini narasi tegas dan bermakna dalam kehidupan kita.
Alam kita memang wajib di jaga, menjaga sesama, menjaga lingkungan dan menjaga alam Indonesia. Sehingga kita sebagai manusia juga di jaga sama alam, di junjung sama alam dan di tuntun sama alam.
Apalagi Negara kita sebagai Negara yang bertuhan alias manusia Indonesia adalah manusia yang punya keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan yang maha Esa. Hal inilah penulis katakan Indonesia sebagai bangsa yang bertuhan, Negara yang memiliki anutan agama yang kuat, sehingga agama hanya mampu menjawab kepada umat bahwa musibah ini dimanapun berada bahwa agama hadir menjadi teladan dan panutan bagi umatnya.
Akhirnya kita berkesimpulan bahwa peristiwa – peristiwa yang terjadi belakangan ini adalah peristiwa yang patut menjadi evaluasi kita sebagai warga Negara Indonesia, evaluasi mulai dari kita sebagai warga Negara yang baik, menjaga alam dan bersyukur atas nikmat Allah SWT.
* Penulis adalah Entrepreneur dan Pegiat Politik Lokal-Demokrasi Indonesia