EXPOSEMEDIA, Jakarta – Gerak cepat tak berhenti dilakukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Bukan sekedar slogan bahwa kerja berlari yang dinarasikan Benny Rhamdani, selaku Kepala BP2MI. Lebih dari itu diaktualisasikan BP2MI. Kerja full tanpa kenal waktu dilakukan.
‘’Ini bukti kalau BP2MI terus bekerja untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Sampai malam ini kita masih saja melakukan rapat, memikirkan solusi dan melaksanakan mimpi terbaik kita untuk memajukan PMI. Saya kadang berfikir, mungkin saya terlalu serius bekerja di BP2MI ini,’’ ujar Benny, saat memimpin Rapim (Rapat pimpinan), Rabu, (21/9/2022) di ruang rapat Adelina Sau, kantor BP2MI, Jakarta Selatan.
Terpantau, meski lelah seharian mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI. Bahkan relatif lama Benny menunggu para wakil rakyat agar forum RDP bisa quorum. Selepas RDP, politisi Partai Hanura ini melanjutkan Rapim, pukul 21.00 Wib – selesai pukul 23.30.
‘’Saya memposisikan BP2MI menjadi etalase, wadah melindungi PMI secara holistik. Kerinduan ini saya harapkan dimengerti, ditindaklanjuti para Deputi, Direktur, Kepala Biro dan Kepala BP3MI di seluruh Indonesia. Kita harus satu frekuensi dalam bekerja demi PMI tercinta,’’ tutur Benny.
Tidak hanya itu, satu persatu para peserta Rapim digilir untuk menyampaikan pendapat dan melaporkan apa yang telah mereka lakukan untuk menindaklanjuti rekomendasi serta catatan dari Komisi IX DPR RI. Benny menilai kerinduan menaikkan anggaran BP2MI di tahun 2023 masih belum pupus.
‘’BP2MI capek kalau hanya mengklarifikasi isu-isu yang bersifat teknis semata. Sampaikan dalam sistem, cara untuk mendapatkan KUR PMI, kalau ada kendala itu juga dijelaskan ke publik melalui sistem kita. Saya mau kita kerja cepat. Jangan lagi bekerja lambat. Bekerja secara terukur, tidak boleh kita terkesan tidak bekerja atau kerja lamban. Nah, keberpihakan anggaran yang ditetapkan DPR untuk PMI saya berharap tetap ditingkatkan,’’ kata Benny.
Waketum OKK Partai Hanura itu menguraikan kembali mimpi besar BP2MI ntuk PMI. Soal anggaran yang menjadi begitu krusial dalam menjawab ragam program yang disusun juga menjadi bagian pertimbangan penting. Walau disisi lain, Benny tetap meminta jajarannya untuk tidak berhenti bekerja dan kreatif.
‘’Anggarannya sangat kecil. Tapi kita akan terus bekerja demi PMI. Menyedihkan, memiriskan, padahal idealnya PMI wajib diperhatikan. Sampai menjemput dan mengantar PMI terkendala saja dibiayai BP2MI. Belum lagi untuk upaya peningkatan kesejahteraan PMI. BP2MI masih membutuhkan anggaran yang banyak. Pelayanan dan pelindungan PMI ini yang dilakukan BP2MI. Tanpa henti kita jalankan. Perjuangan berdarah-darah untuk mendapat dukungan anggaran APBN 2023, ternyata belum juga berbuah manis,’’ tutur Benny menutup. (Amas)