EXPOSEMEDIA, JAKARTA – Tahun penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) memang dioptimalkan Bada[lock][/lock]n Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Hal itu seperti disampaikan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani.
“Pelepasan pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia untuk program G to G ke Korea Selatan menjadi perhatian serius kami. Sudah kloter (gelombang) keberangkatan ke-10, dan selalu saya ikut hadir. Hanya satu kali saya tidak menghadirinya karena tugas di luar kota. Itupun saya mengikuti melalui Zoom meeting. Saya berharap kalian mengharumkan nama Indonesia saat berada di Korea Selatan,” ujar Benny, Kamis (10/2/2022) di Wisma Hijau Depok, Jawa Barat.
Dalam pelepasan kali ini, berjumlah 57 orang PMI Korea Selatan diberangkatkan. Benny saat memberi rahan juga mengingatkan pentingnya soliditas dari para PMI. Pada kesempatan tersebut beberapa hal penting menjadi fokus pembicaraannya, terlebih yang ada kaitannya dengan misi suci negara dalam penempatan PMI.
“Kalian harus semangat. Bekerja profesional, kompak dan jadilah pejuang keluarga yang baik. Nah, kurang lebih dua tahun kalian (CPMI) Korea Selatan terkatung-katung keberangkatannya karena pandemi Covid-19. Kami memahami gejolak amarah dan kekecewaan itu. Tapi harus juga diingat, meski belum mencapai dua tahun saya sebagai Kepala BP2MI, saya terus berjuang hingga akhirnya CPMI Korea Selatan bisa diberangkatkan. Ini semua memerlukan perjuang. Tidak mudah, belum lagi saya menempuh jalur yang tidak bisa dengan kebijakan yang tentu ditolak rentenir, oknum pengusaha bajingan,” tutur Benny, Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura itu.
Benny juga meluruskan terkait kecemasan rakyat yang dinilainya salah kapra jika menyalahkan negara dalam hal keterlambatan penempatan CPMI Korea Selatan. Semua ikhtiar sungguh-sunggu yang dilakukan BP2MI juga harus dihargai sebagai wujud komitmen keberpihakan pemerintah kepada rakyat Indonesia. Lebih jauh lagi menurut Benny perhatian pemerintah untuk proses penempatan dan pelindungan PMI menjadi prioritas. Jangan PMI dipersulut, sebab mereka penyumbang devisa.
“PMI Korea harus berbangga karena Pelindungan PMI kita lakukan konsisten, dari hulu hingga hilir. Apalagi Pak Presiden telah memerintahkan saya untuk melindungi PMI dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kalian PMI merupakan Pahlawan devisa, orang-orang hebat. Kami belum tentu bisa meninggalkan keluarga lalu bekerja ke Luar Negeri. Itu sebabnya Pelindungan komprehensif terhadap PMI menjadi tugas utama untuk dilakukan. Penataan jalur penempatan PMI juga terus kita benahi,” kata Benny tegas.
Lalu soal kecurigaan dan kecemasan CPMI juga dijawab Benny. Disampaikannya, pemerintah (BP2MI) tidak pernah berniat menunda atau menghambat keberangkatan CPMI Korea. Melainkan kondisi negara penempatan yang waktu itu karena pandemi Covid-19, sehingga tidak bebas menerima PMI. Belum lagi kebijakan menutup dan membuka penempatan PMI juga bulan menjadi domain kewenangan BP2MI. Problem tersebut perlu diketahui rakyat, terlebih CPMI agar tidak brutal menyerang BP2MI di sosial media. (Amas)