EXPOSEMEDIA, Jakarta – Menyampaikan soal komitmen Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Senin, (5/9/2022), Kepala BP2MI, Benny Rhamdani di hadapan 26 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) menegaskan apa yang telah dilakukannya. Menurut Benny disaat berjuang mewujudkan mimpi indah para calon PMI, berbagai konsekuensi dihadapinya. Benny telah berjanji akan menyumbangkan waktu dan tenaga untuk PMI.
”Saya tidak melihat banuyak atau sedikit PMI yang diberangkatkan baru saya hadir. Hari ini, 26 orang PMI yang diberangkatkan BP2MI, tetap saya hadir memimpin langsung. Kita atur dan tata kelola penempatan untuk kepentingan PMI. Agar tidak diganggu, diperas atau dipersulit pihak KPK nakal atau siapapun. Bantu kami BP2MI yang tengah serius bekerja,” ujar Benny saat Pelepasan Keberangkatan di ruang Command Center kantor BP2MI, Jakarta Selatan.
BP2MI mau membenahi proses pelayanan publik secara menyeluruh, tambah Waketum OKK DPP Partai Hanura itu. Tidak mau mengobarkan semangat sesaat, tapi lebih dari itu membangun semangat juang yang terus-menerus untuk mengawal, melindungan PMI. Benny meyakini PMI seagai warga VVIP tidak boleh merasa minder. Sehingga demikian BP2MI tetap mengambil berbagai pendekatan untuk menjaga kepentingan PMI.
”Saya tidak henti-hentinya mengatakan bahwa PMI tidak boleh diberatkan dalam urusan menuju negara penempatan. Termasuk mencicil uang dalam pemanfaatan program KTA dan KUR harus diperhatikan PMI. Silahkan digunakan, lalu kita bertanggungjawab bersama sesuai posisi masing-masing. Saya juga ingatkan kerja kolaborasi akan menjawab semua kerisauan dan kekhawatiran yang mengancam PMI, bahkan kita semua. Bahwa dengan begitu kehadiran sindikat penempatan ilegal PMI tidak akan lagi diminati calon PMI,” kata Benny yang didampingi Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika, Agustinus Gatot Hermawan, SH.,MH.
Dalam kesempatan ini, politisi asal Sulawesi Utara itu mengingatkan PMI yang mengikuti karantina tanpa dipungut biaya sepeserpun. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Ini kemajuan yang dilakukan BP2MI dibawah kepemimpinan Benny. Kepala BP2MI ini tidak mau PMI diperalat untuk memuaskan nafsu birahi kepentingan pengusaha atau Perusahaan Penempatan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
”Tidak boleh PMI menjadi korban. Dipersulit atau dibebani biaya macam-macam. Potret buruk terhadap citra PMI itu karena publik disuguhi informasi negatif. Kan tidak semua PMI itu diperlakukan kasar. Diperbudak majikan di negara penempatan. Mereka yang menerima perlakuan buruk karena diberangkatkan secara non-prosedural. Saya katakan selamat meraih mimpi. Berangkat ke negara penempatan Korea Selatan dengan bangga. Busungkan dada, kalian bukan orang yang diberangkatkan ilegal melalui prosedur yang salah,” tutur Benny.
Selanjutnya, Benny meminta PMI yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan dengan skema G to G itu bersyukur dan bekerja dengan benar. Ingat tujuan utama mereka bekerja. PMI di negara penempatan diharapkan membuat bangga nama Indonesia. Dari dua sektor pekerjaan yang dipilih 26 orang PMI tersebut, Benny menilai perlu dikerjakan pekerjaan tersebut secara bertanggungjawab.
”Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Luruskan niat, bahwa kalian mencari pekerjaan untuk membanggakan keluarga. Gajian kalian untuk menjadi modal ekonomi yang menunjang kalian setelah kembali ke Indonesia. Jaga kepercayaan orangtua. Tunjukkan sikap yang baik sebagai orang Indonesia yang rapi, rajin, sopan, santun, dan pekerja keras bertanggungjawab. PMI yang berangkat bekerja dibidang manufaktur dan perikanan (fishing). Kalian itu berkompeten, punya keahlian. Itulah sebabnya, tunjukkan kemampuan dan moralitas itu. Wujudkan mimpi yang anda tanamkan dalam hati. Buat keluarga bangga. Jaga kepercayaan negara. Jangan kalian kabur saat berada di negara penempatan. Karena itu membuat dampak buruk. Bisa jadi, karena sikap itu membuat pihak Korea Selatan menutup penempatan PMI. Untuk sektor fishing misalnya yang terlalu longgar, harus diperketat,” ujar Benny menutup. (Amas)