Kepala BP2MI Perintahkan Jajarannya Tegak Lurus, Tertibkan Perusahaan Nakal

Benny Rhamdani saat memimpin Rapim

EXPOSEMEDIA, Jakarta – Kerja berlari yang dicanangkan Benny Rhamdani, sebagai Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dibuktikan. Pda berbagai kesempatan Benny menjadi role model atas apa yang menjadi visi besarnya tersebut.

Dimana Benny, menempatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai Pahlawan Devisa. PMI, menjadi warga VVIP diwujudkan Benny dengan program keberpihakan BP2MI. Jumat, (2/9/2022), saat memimpin Rapat Pimpinan (Rapim) Benny kembali mengingatkan jajarannya.

‘’BP2MI tidak akan main-main dalam melawan sindikat. Menertibkan pihak-pihak yang nakal. Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) harus taat regulasi, itu wajib. Jangan rakyat atau calon PMI dikorbankan. Ini saya tegaskan dalam Rapim, Jumat, 2 September 2022 hari ini,’’ ujar Benny, di ruang rapat Adelina Sau, kantor BP2MI, Jakarta Selatan.

Baca Juga:  Gelombang ke-10 Keberangkatan, Kepala BP2MI Bangkitkan Spirit PMI Korea

Praktek calo dan tipu-tipu kita akhiri, papar Benny. Saat dirinya menjadi Kepala BP2MI, perjuangan berkonfrontasi dengan kaum maling sindikat penempatan ilegal PMI dilakukan. Termasuk kasus dugaan penipuan yang mencuat di Sulawesi Utara.

‘’Kita usut tuntas ini. Saya telah turunkan Tim untuk selesaikan masalah ini di Sulawesi Utara. Kasihan, ada korban yang telah melapor pada saya. Tolong lakukan pengawasan secara benar. Pengawasan ekstra. Lakukan evaluasi, pengawasan tiap saat. Saya melihat beberapa BP3MI telah bergerak, maju. Itu prestasi yang terus dibangun,’’ kata Benny, Waketum OKK DPP Partai Hanura itu.

Apa yang diputuskan dan dilakukan BP2MI (pusat) harus menjadi pedoman, tambah Benny. Karena BP2MI tengah bekerja berlari di tahun penempatan 2022. Politisi partai Hanura itu tidak mau BP2MI sekedar bekerja, lalu tidak meninggalkan legacy.

‘’Saya mau bekerja signifikan, bekerja maksimal, bekerja progresif demi PMI dan rakyat Indonesia. Gagasan besar yang terus saya lontarkan dalam tiap pidato atau sambutan, itu dengan maksud untuk dibumikan. Kita menunjukkan karya terus-menerus. Ayo hasil Rapim ini dilaksanakan. Jangan selesai dalam keputusan Rapim. Lalu kering, tersisih tanpa makna apa-apa,’’ tutur Benny. (*/Amas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *