Tokoh Pemuda Papua: Presiden Prabowo Harus Keluar dari Bayang-Bayang Jokowi

Logo, Aliansi Peduli PAPEDA

Exposemedia.id, Jakarta – Dukung terhadap kepemimpinan Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto terus berdatangan. Walau begitu, sejumlah catatan tak luput disampaikan masyarakat. Terutama di tanah Papua.

Seperti disampaikan Tokoh Muda Papua, Yulianus Dwaa, S.Km, menyampaikan respek dan supportnya terhadap Presiden Prabowo yang dikenal berapi-api saat menyampaikan pidato. Yulianus menilai challenge bagi Prabowo adalah keluar dari dominasi Joko Widodo, mantan Presiden RI.

‘’Kami mendukung semangat dan komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam membangun, memajukan Indonesia serta rakyat. Kami juga berharap Presiden Prabowo menjadi diri sendiri dan tidak terbelenggu banyang-bayang orang lain (Mas Joko), agar Visi & Misi Prabowo bisa terealisasi sebagaimana harapan atau slogan beliau yakni Indonesia Menjadi Macan Asia, maka Prabowo harus menjadi Presiden yang mandiri,’’ kata Yulianus saat ditemui di Jakarta, Kamis, (20/2/2025).

Baca Juga:  Aliansi PAPEDA: Ungkap Motif Pembunuhan, Warga Papua Jangan Panik

Yulianus yang juga Ketua Aliansi Peduli Papua Penuh Damai (PAPEDA) itu menyentil tentang viral-nya pidato Prabowo saat momentum Ulang Tahun Partai Gerindra yang berteriak ‘’Hidup Jokowi’’ sebagai hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Prabowo dinilai masih berada dalam kendali Jokowi.

Yulianus Dwaa

‘’Belum lagi kita melihat kendali mas Joko terhadap Prabowo dari pidatonya, di atas podium Presiden Prabowo bersuara Hidup Jokowi. Ini kali pertama dalam sejarah seorang Presiden berteriak mengangkat meng-endorse mantan Presiden. Seharusnya Presiden Prabowo keluar dari bayang-bayang Jokowi agar bisa membangun mitra strategis dalam mewujudkan Indonesia Emas,’’ tutur Yulianus tegas.

Baca Juga:  Sengit, Ganjar Tertinggal SMRC Beberkan Anies dan Prabowo Bersaing Ketat

Aktivis muda vokal asal Indonesia Timur ini menyebut faktor Jokowi yang dilekatkan kepada Prabowo hanya menjadi beban tersendiri dalam kepemimpinan Prabowo sebagai Presiden. Bahkan, hal itu berimplikasi terhadap adanya beban sejarah. (*/Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *