EXPOSEMEDIA, Manado – Kompak sejumlah mahasiswa Papua menggelar aksi di kantor Polda Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), bersamaan dengan kedatangan Wakil Presiden Indonesia, KH. Ma’ruf Amin, di tanah Sulawesi Utara.
Selaku mahasiswa Papua, Wendy Koteka yang ambil andil dalam aksi tersebut menyampaikan saat umat Kristen di seluruh dunia sedang menyiapkan diri menyambut hari paskah dan umat Muslim yang sedang berpuasa, rakyat Papua dihebohkan dengan video penyiksaan yang diduga dilakukan oleh oknum aparat TNI di Puncak Papua, Provinsi Papua belum lama ini. Rabu, 03/04/2024.
“Bangsa Papua saat ini hidup dalam ketakutan, intimidasi, teror, penyiksaan, pembantaian, diskriminasi dan rasisme. Tindakan kekerasan terus terjadi di Papua dan dianggap sebagai ‘binatang’,” ujar Wendy.
Kasus kekerasan militer terhadap orang Papua awal tahun 2024 di Puncak Papua, di mana 3 orang ditangkap, disiksa dan mengakibatkan salah satunya meninggal dunia. Kasus kekerasan berikutnya pada 22 Februari 2024 di Yahukimo di mana 2 pelajar usia 15 tahun dianiaya dan ditahan.
Kasus penyiksaan yang terjadi di Puncak dan yang terus terjadi di Papua sangat bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.
Maka, untuk menyikapi beberapa kasus tersebut kami Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA), Komite Nasional Papua Barat-Konsulat Indonesia (KNPB-KI) dan Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Papua (DPW AMPTPI) di Sulawesi Utara melakukan aksi di Kantor Polda Sulawesi Utara di Kota Manado sebagai bentuk protes atas tindakan penganiayaan terhadap orang Papua.
“Kami meminta bapak wakil Presiden untuk segera bersikap guna mendesak Komnas HAM RI dan lembaga kemanusiaan lainnya segera membentuk tim investigasi independen untuk mengungkap kasus penyiksaan di Puncak Papua. Mendesak Pangdam XVII/Cenderawasih untuk segera dicopot dari jabatannya dan adili pelaku penganiayaan di Pengadilan Umum,” kata Wendy tegas.
Lanjut Wendy menegaskan agar pihak Kepolisian segera bebaskan dua orang remaja yang ditangkap kepolisian di Yahukimo dan yang sedang di tahan di Polda Papua. (*/Redaksi)