EPOSEMEDIA, BANDUNG – Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945 menjadi tonggak sejarah bagi Kemerdekaan Indonesia. Tepatnya, Rabu, (1/6/2022), Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98 menggelar kegiatan Ziarah Kubur dan Renovasi Rumah Bapak Marhaenis di Bandung.
“Banyak cara memperingati hari lahir Bung Karno. Dengan melaksanakan Upacara Bendera, Ziarah ke Makam Bung Karno atau dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan masyarakat,” ujar Benny Rhamdani, Ketua Umum Barikade 98.
Benny yang didampingi, Waketum Barikade 98, Hengky Irwan, Ketua DPW Barikade 98 Provinsi Jawa Barat, Kang Budi Hermansyah menyampaikan kerja sama kolaboratif dilakukan Barikade 98. Kegiatan tersebut merupakan wujud dari kepedulian Barikade 98 untuk membantu rakyat marginal.
“Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98 dan Barikade Jawa Barat serta didukung PT. Pupuk Kujang. Memilih melakukan peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini dengan melakukan Ziarah ke Makam Bapak Marhaen dan melakukan Renovasi Rumah salah Satu Cucu Marhaen yang berada di Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung,” kata Benny yang juga Kepala BP2MI ini.
Prosesi Ziarah Kubur berjalan khusyu. Ini bentuk kepedulian Barikade 98, tambah Benny. Penghormatan terhadap sejarah. Sebagaimana kata Bung Karno, Jasmerah “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”, disebut Benny perlu terus dilestarikan. Jangan pernah berhenti mengamalkan warisan sejarah dan perjuangan para Marhaenis untuk kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
“Bahwa menghidupkan semangat kaum Marhaen, atau kalangan Proletar. Rakyat lemah yang termaginal harus diberi pembelaan. Kaum Marhaen dalam konstruksi sejarah kita selalu ditindas, menjadi tumbal kapitalis. Sekarang tak boleh lagi penindasan,” tutur Benny tegas.
Para pemodal yang arogan harus dilawan. Benny juga mengatakan, cara-cara menggusur hajat hidup rakyat, merampas hak-hak dan kepentingan rakyat sangat mencoreng kemanusiaan kita semua. Keberpihakan Barikade 98, bersama Kementerian BUMN adalah untuk melahirkan kesetaraan sosial. Bentuk dari kolaborasi.
“Tak ada lagi penjajahan manusia atas manusia. Diskriminasi sosial tak ada lagi. Rakyat kita hidup merdeka. Tak boleh berada di bawah bayang-bayang otoritarianisme. Diperbudak pemilik modal atau Borjuis,” tutur Benny.
Melalui kesempatan ini, meski tidak sebanding dengan nilai perjuangan Bapak Marhaen. Minalnya bantuan yang disalurkan Barikade 98 meringankan kondisi ekonomi keluarga Bapak Marhaen. Benny menyentil soal pentingnya semangat Gotong royong.
“Harus dibangun spirit kolektif. Perjuangan kita anak-anak bangsa belum selesai. Seperti yang diingatkan Bung Karno, bahwa perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri,” kata Benny menutup. (*/Amas)