EXPOSEMEDIA, Manado – Tidak berhenti di satu tempat. Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani rutin sosialisasi terkait peluang kerja dan cara merubah mindset publik. Sasarannya adalah merubah cara pandang publik yang sebelumnya sangat buruk terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI). Sekaligus memotong mata rantai penempatan ilegal PMI.
Seperti disampaikan Benny, dalam acara sosialisasi BP2MI dan Halal Bihalal yang dilaksanakan bersama Majelis Taklim Annisa Nurul Jannah (ANJ), di Swiss-Belhotel Maleosan Manado, Sabtu (6/5/2023). Benny membeberkan ragam perbedaan pelayanan dalam penempatan PMI saat ini dengan era sebelumnya.
”Sejak saya memimpin BP2MI, berbagai perubahan kami lakukan. Saya turun langsung melakukan sosialisasi peluang kerja ke Luar Negeri. Pencegahan penempatan ilegal PMI juga terus kita lakukan. Dari desa ke desa. Berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya. Bekerja di luar negeri sekarang enak. Semua diurus Negara. Gaji besar pula. Bayangkan, gaji saya sebagai Kepala BP2MI kalah sama gaji PMI di luar negeri. Gaji PMI sekarang Rp 28 hingga Rp30 juta. Bahkan lebih,” kata Benny.
Tamnbah Benny memaparkan agar masyarakat tidak memandang rendah PMI. Terkait kasus kekerasan di negara penempatan, disebut Benny itulah potret penempatan PMI yang dilaksanakan secara nonprosedural. Alur penempatan tidak resmi tersebut yang sedang diperbaiki BP2MI.
”Masyarakat kita yang salah kaprah, akhirnya PMI dianggap remeh, sebagai pekerja hina. Ini persepsi yang salah. Jangan pernah menyepelekan para pekerja migran karena mereka adalah penyumbang devisa terbesar ke-dua pada negara, setelah sektor migas,” ujar Benny.
Membenahi dunia penempatan diakui Benny tidak semudah membalikkan telapak tangan. Atas kompleksitas masalah yang dihadapi, Benny mengajak seluruh stakeholder untuk ikut mengangkat harkat dan derajat PMI, seperti yang dilakukan BP2MI saat ini.
“PMI adalah orang-orang yang sangat penting, mereka warga VVIP (Very-very important person). Profesi ini bukanlah profesi rendahan. Mari kita angkat derajat mereka. Dan BP2MI sedang melakukan itu, menempatkan PMI sebagai warga istimewa. Negara hadir untuk memperlakukan PMI secara hormat,’’ ungkap Benny.
Hadir pula dalam kegiatan ini Anggota DPD RI, Djafar Alkatiri dan Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Ayub Ali Albugis. Serta hadir pula Ketua Majelis Taklim ANJ, Darni Mozin, serta para tokoh agama. Djafar juga memberi apresiasi atas perubahan yang terjadi di BP2MI sejak dipimpin Benny Rhamdani.
”Pak Benny ini sahabat saya. Sebelum menjadi Kepala BP2MI, beliau anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, kami sama-sama di DPRD saat itu. Kami juga aktivis, pernah menjadi demonstran. Itu sebabnya, saya tak ragu kalau BP2MI dipimpin beliau begitu mengalami kemajuan. Alhamdulillah, kegiatan seperti ini menurut saya sangatlah penting. Terima kasih telah mengundang saya untuk hadir,” ujar Alkatiri. (*/Redaksi)