EXPOSEMEDIA, JAKARTA – Melakukan Inspeksi mendadak atau Sidak, dilakukan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani. Bukan apa-apa, cara itu dijadikan sebagai indikator mendeteksi dan memastikan pelayanan di Instansi yang dipimpinnya itu.
“Saya Sidak ke UPT BP2MI DKI Jakarta di Ciracas, lalu di P4 BP2MI Tangerang tujuannya tentu memeriksa langsung di situasi pelayanan. Memastikan bahwa teman-teman pegawai di lapangan melakukan apa yang saya minta dan perintahkan atau tidak. Mirisnya, masih banyak temuan,” ujar Benny, Senin, (30/5/2022).
Hal membuat politisi Partai Hanura itu marah besar ialah adanya Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang dilayani kurang sesuai. Menurut Benny, CPMI dan PMI wajib dilayani sebaik-baiknya. Jangan melahirkan kesan bahwa mereka diperlakukan tidak layak.
“Saya marah pada jajaran yang bertanggung jawab dalam pelayanan di UPT BP2MI Jakarta. Karena apa?, ya soal kursi dan fasilitas yang tidak disediakan secara memadai. CPMI malah berdiri saat antrian. Tidak boleh seperti itu dibiarkan. Saya perintahkan, ini dirubah segera. Kemudian, ada CPMI mandiri yang administrasinya saya periksa detail. Akan saya tindaklanjuti semua temuan ini dalam Rapim,” tutur Benny, Ketua Komite I DPD RI periode 2014-2019 itu.
Di Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan (P4) Tenaga Kerja Indonesia juga ditemukan dilaksanakannya Orientasi Pra Pemempatan (OPP). Hal itu juga mendapat teguran Kepala Badan. Bagi Benny, pelayanan harus nomor satu. Pelaksanaan OPP jangan bersifat memaksakan kondisi ruangan yang tidak mendukung proses belajar.
“Nah di Tangerang saya temukan juga pelaksanaan OPP yang kurang manusiawi bagi saya. Ruangan yang sempit malah dipenuhi CPMI yang membludak. Belum lagi situasi yang panas di dalam ruangan. Inikan membuat peserta OPP tidak nyaman mengikuti materi. Tolong dirubah. Berkaitan dengan pelayanan di kantor, harus mengedepankan etika pelayanan. Jangan seperti bos, kita ini pelayan. Babu rakyat harus memperhatikan rakyat,” tutur Benny. (*/Amas)