JAKARTA, EXPOSEMEDIA – Aktivis Democracy Care Institute Khaidir Asmuni menilai lembaga Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) yang menyorot kinerja Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sangat miring bahkan mengaitkannya dengan reshuffle perlu diberi pencerahan agar tidak salah menilai.
“Kalau BP2MI selama ini banyak prestasi dan bekerja baik dinilai miring itu artinya penglihatan orang itu kabur. Makanya perlu diberikan pencerahan,” ujar Khaidir Asmuni.
Menurut Khaidir, sejak dilantik menjadi kepala BP2MI, capaian kerja Benny Rhamdani sangat terukur dan nyata. Contohnya, salah satunya perlindungan terhadap pekerja migran dari ujung rambut sampai ujung kaki dibuktikan dengan pemberantasan calo-calo dan mafia sindikat sindikat ilegal pengiriman tenaga kerja.
“Ini sebuah prestasi karena di era sebelumnya. Hal ini tidak pernah terjadi di dalam sejarah. Keluhan dan penderitaan PMI yang dikirim ke luar negeri kemudian dilepas begitu saja oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Ada yang sampai buta, ada yang cacat dan berbagai keluhan. Sejak Benny Rhamdani menjadi kepala BP2MI advokasi terhadap masalah ini sangat gencar. Perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggungjawab tersebut terus diusut secara hukum. Ini hanya salah satu contoh kecil,” ujar Khaidir.
Khaidir Asmuni menilai prestasi Benny Rhamdani yang sangat nyata adalah Benny berhasil mengharmonisasi atau menciptakan orkestrasi di dalam penegakan hukum terhadap korban-korban pekerja migran akibat dari sindikat ilegal tersebut yang cenderung mengarah ke perdagangan orang.
“Ini tidak mudah menciptakan orkestrasi ini harus dengan kerja keras dan tanpa istirahat karena. Harus melakukan komunikasi terhadap seluruh lembaga-lembaga dan stakeholder terkait yang masuk di dalam masalah perlindungan pekerja migran ini. Ini kerja keras yang luar biasa,” jelas Khaidir.
Khaidir minta CISA perlu membuka mata lebar lebar sebelum mengeluarkan statemen.
“Prestasi Pak Benny lainnya banyak. Dari berhasil menciptakan penguatan kelembagaan di BP2MI, mengangkat marwah pekerja migran dan yang terakhir ini perjuangan beliau ini berhasil untuk membuka kembali PMI ke Korea dan Taiwan. Perjuangan yang luar biasa dari BP2MI sampai 8 kali pertemuan dengan pihak kedua negara. Ini harusnya ini diberi penghargaan bukan malah dibully seperti ini,” ujar Khaidir. (*/Redaksi)