LSI-KCI Amputasi Relawan Curang

Foto: dokumen

EXPOSEMEDIA.ID, MINUT — Kredibilitas lembaga survei kredibel di pilkada 2020 tengah diuji. Lantaran ada sejumlah jebakan masalah yang acapkali dialami surveyor.

Kasus seperi itu sempat dialami Lingkaran Survei Indonesia-Konsultan Citra Indonesia Political and Business (LSI-KCI), survei di Minahasa Utara.

Syahril L, koordinator KCI LSI Sulut menuturkan ada relawan yang direkrut di Minut tidak kerja sesuai prosedur survei. Seperti yang terjadi kepada salah satu responden warga Minut Novri Dotulong.

Sahril mengakui relawan kedapatan berikan laporan tidak valid, ketika tim LSI turun konfirmasi pada Jumat (28/8/) ke responden.

Kepada tim spot check LSI, yang bersangkutan mengaku tidak ditemui atau diwawancara relawan. Biasanya para relawan seperti ini sudah biasa kerja sama dengan surveyor.

Baca Juga:  DKPP: Terkait Pemberitaan, Bawaslu Jangan Sembarang Undang Klarifikasi Wartawan

“Kami LSI wajib mengecek kembali akurasi dan validitas laporan relawan. Dan ini prosedur yang dilakukan LSI-KCI dan lembaga survei kredibel. Karena itu kami menemukan fakta seperti yang diungkap pak Novri,” tutur Sahril kepada wartawan, Selasa malam (1/9).

Arsitek Fakultas Teknik Unsrat ini menjelaskan spot check wajib dilakukan usai semua relawan masukkan laporan. Spot check sama dengan survei tahap kedua dari tim. Tujuan utama untuk memastikan kebenaran apakah benar responden yang disurvei pada tahap pertama.

Dengan konfirmasi ulang, LSI menjaga data survei tidak bias. Tidak dikarang-karang relawan.

Baca Juga:  Alhamdulillah, Anggota KPU Mitra Negatif Korona

“Kami sekaligus menilai kerja para relawan di survei pada 21-22 Agustus 2020. Dan spot check salah satu prosedur tetap dari KCI LSI untuk menjaga akurasi data survei,” kata Sahril.

Sahril mengakui ketika ada kasus seperti itu, tim spot KCI LSI melaporkan temuan. Setelah itu dievaluasi. Kemudian dirandom ulang responden baru.

LSI kemudian turunkan surveyor senior, wawancara responden baru di titik yang tidak jauh dari responden yang diganti.

“Sehingga kejadian seperti responden atas nama Novry di Minut bisa dicegat. Laporan lapangan terhindar dari rekayasa relawan,” ujarnya.

Baca Juga:  Terpilih Aklamasi, Yopie Saraung Berkomitmen Ekstra Majukan AMPI Talaud

Kata Sahril, relawan yang cacat kinerja. Tidak jujur saat bertugas, langsung diblack list. Ini sangat ketat di LSI. Kalau LSI KCI tidak ketat dan memantau tugas relawan, maka dipastikan data akan error.

Justru dengan spot check atau konfirmasi kembali, maka akan ketahuan data yang benar atau manipulasi. Spot check juga melacak sampai ke nomor kontak responden. Karena ada relawan nakal yang menulis nomor kontak responden palsu.

“Andai lembaga surveinya asal asalan, mereka tidak pakai crosscheck sampai detil. Bisa saja kejadian seperti di Minut akan lolos,” tuturnya. (rin/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *