EXPOSEMEDIA.ID, MANADO – Pernyataan terbaru Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi memicu keresahan. Dia mengatakan pemuda good locking harus diawasi. Lantaran membawa bibit radikalisme.
Pernyataan jenderal ini dikritik tajam Wakil Ketua Komite 1 DPD RI Djafar Alkatiri MM MPdI. Kata senator asal Sulut ini, ungkapan Menag Razi telah melahirkan ketidaknyamanan di Indonesia.
“Bukan hanya umat Islam. Saya kira Umat beragama lain tidak nyaman dengan ungkapan Menag Razi,”tandas orator DPD RI ini, Minggu (6/9).
Di mata Djafar, beberapa kali Menag mengeluarkan pernyataan dan kebijakan yang keliru. Yang terbaru, Menag keliru menyimpulkan pemuda penampilan good locking. Tampak saleh dan baik, hanya samaran dari agen kelompok radikalisme.
Ini menandakan menag miskin literatur keagamaan. Rendah kedalaman beragama di Indonesia. Kurang membaca ensiklopedia tentang umat Islam.
“Menag terlalu simplikasi praktek dan perilaku beragama di Indonesia. Dia juga begitu enteng mengeneralisasi sesuatu berdasarkan tingkat pengetahuan keagamaaan yang terbatas,” kritik Djafar.
Sebagai pejabat negara yang mengurus belasan ribu ASN dan tenaga lepas, Menag dianggap gagal. Tak mampu menjadi akselerator profesionalitas di Kementerian Agama. Tidak bisa maksimal menerapkan program kerja lantaran sikap Razi yang lemah wawasan keberagamaan.
“Saya kasihan melihat Kementerian Agama. Seperti mundur 25 tahun ke belakang. Apa yang susah payah dibenahi, seperti sistem birokrasi. Manajemen operasional telah modern. Sudah profesional dan kuat penguasaan teknologi dan program pembinaan umat beragama, seperti tidak ada gunanya dgn kehadiran Fachrul Razi,” tukas Djafar.
Kata Djafar Presiden Joko Widodo harus ambil sikap. Jangan dibiarkan seperti ini. Sebagai pimpinan, Jokowi sebaiknya mengevaluasi menag Razi di kursi kabinet. Karena sudah kelihatan Menag minim literatur keagamaan.
“Presiden harus selamatkan kemenag dari menag yang minim kemampuan beragama. Saya yakin masih banyak jenderal yang faham kearifan keagamaan dan keragaman Indonesia,” imbau Djafar.
Razi pensiunan jenderal yang baik, tapi tidak tepat di kursi Menag. Dia kurang mendalami Al Quran. Masih rendah wawasan keagamaan. Saya kira Menag gagal paham mempersepsi wawasan kebangsaan yang berKetuhanan. Presiden akan ikut bertanggungjawab jika bahaya mengancam kerukunan beragama.
“Presiden harus melihat fakta. Hari ini kalau ada survei, akan kinerja menteri agama maka di atas 60 persen kemungkinan minta dia mundur,” tandasnya.
Djafar juga mendukung kritik MUI RI kepada Menag soal para hafidz Qur’an yang dituding identik dengan radikalisme.(ham/rin/*)