Resensi Buku Membangun Ekonomi Berkeadilan, Ikhtiar Melawan Ketimpangan Pembangunan

Buku membangun ekonomi berkeadilan

Judul : Membangun Ekonomi Berkeadilan

Penulis : Hermansyah Kahir

Penerbit : Literasi Nusantara

ISBN : 978-623-329-177-4

Ikhtiar Melawan Ketimpangan Pembangunan

Salah satu indikator utama dalam mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara adalah laju pertumbuhan ekonomi. Tentu saja, pertumbuhan ekonomi ini harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, sasaran pembangunan tak sekadar berhenti sampai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi  saja, tapi harus berdampak pada pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Bank Dunia mencatat berbagai faktor penyebab ketimpangan ekonomi di Indonesia. Mulai dari kesenjangan peluang, konsentrasi kekayaan di segelintir orang, ketimpangan pasar kerja, hingga rapuhnya masyarakat miskin menghadapi guncangan ekonomi.

Baca Juga:  Islam dan Demokrasi di era Kontemporer

Persoalan kemiskinan dan pengangguran inilah yang menjadi perhatian Hermansyah Kahir dalam buku terbarunya bertajuk; Membangun Ekonomi Berkeadilan. Buku ini merupakan kumpulan artikel penulis yang sudah dimuat di beberapa media massa (cetak dan online).

Menurutnya, pengangguran adalah persoalan yang membutuhkan penanganan serius mengingat dampaknya yang sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain menyebabkan kemiskinan, pengangguran juga dapat melahirkan berbagai tindakan kejahatan seperti pencurian, prostitusi, jual-beli anak, dan berbagai perilaku kriminal lainnya (Halaman 16).

Hal lain yang menjadi perhatian penulis adalah persoalan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan merupakan tugas pemerintah sesuai dengan konstitusi sebagaimana bunyi Pasal 34 UUD 1945 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Baca Juga:  Mengapa Anies Baswedan Perlu Didukung

Oleh karenanya, pemerintah harus benar-benar memperhatikan nasib rakyat miskin agar kemiskinan dan ketimpangan tidak semakin melebar. Para pemimpin di negeri ini harus mengutamakan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan diri sendiri dan partainya (Halaman 72).

Kemiskinan perlu ditekan seminimal mungkin agar dampak yang ditimbulkan tidak terlalu parah. Jika kemiskinan sebagai penyakit sosial tidak bisa diatasi dengan baik, untuk menyambung hidup apapun akan dilakukan oleh mereka, bahkan tindakan kriminal menjadi salah satu pilihannya.

*Diresensi oleh Wardatul Hasanah, alumnus Pesantren Banyuanyar Pamekasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *