Santri Harus Ambil Peran Dalam Membangun Umat dan Bangsa

Sunanto Ketum PP Pemuda Muhammadiyah

EXPOSEMEDIA.ID, JAKARTA – Peran Santri atau alumni Pondok Pesantren saat ini, oleh banyak kalangan sering memposisikannya nomor sekian, dari pada alumni lembaga pendidikan lainnya. Bahkan terkadang dianggap belum bisa berkompetisi di ruang publik, baik secara keilmuan maupun praktek di lapangan.

Namun, anggapan sebagian orang itu oleh Ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto adalah sebuah kesalahan besar. Bahkan ia menyebutnya sebagai penilaian yang sesat. Saat ini santri sudah membuka diri dan sudah mengambil bagian, baik di dunia politik, akademisi maupun dunia praktisi lainnya seperti perbankan dan bisnis.

“Saat ini sudah tidak ada dikotomi bagi santri, publik sudah bebas disinggahi siapa saja. Dan santri saat ini sudah banyak ambil bagian, kita lihat dunia politik, sudah banyak dari kalangan santri. Saya sendiri berlatar santri, dengan keterbatasan saya, Alhamdulillah saya bisa ambi bagian,” demikian disampaikan Sunanto, yang akrab disapa Cak Nanto dalam acara “Silaturrahim Virtual dan Taushiah Kepesantrenan”, yang digelar Pondok Pesntren Sumber Mas, Kamis (28/05).

Lalu Cak Nanto mencontohkan apa yang pernah ia lakukan untuk Pondok Pesantren dimana ia pernah menimba ilmu di dalamnya. Tahun 2019 lalu ia melakukan komunikasi dengan Kapolri, Tito Karnavian dan Panglima TNI, Hadi Tjanjanto untuk bersilaturrahim ke Pondok Pesantren Sumber Mas Sumenep Madura.

Baca Juga:  Cak Nanto Berbagi Sembako di Daerah Penjaringan Jakarta

Menurutnya upaya tersebut sebagai bukti bahwa santri diterima oleh kalangan elit bangsa. “2019 lalu saya pernah mendatangkan Kapolri dan Panglima ke Pondok Pesantren saya di kampung saya sana (Madura). Alhamdulillah, beliau berkenan. Ini bukti santri bisa diterima siapa saja termasuk elit bangsa ini,” tambah Cak Nanto.

Pada kesempatan yang sama, Alumni Ponpes Sumber Mas yang kini menjadi Wakil Kepala Sekolah atau Wakil Koordinator bidang Kurikulum di Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah, Abdul Jalal, mengatakan bahwa santri saat ini bisa berperan lebih dari sekedar yang dibayangkan. Bisa bersaing Tidak hanya di dalam negeri tetapi juga bisa ke luar negeri.

Ia pun menceritakan kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh lembaga pendidikan, MBI Amanatul Ummah, Hampir seluruh lulusannya (95%) diterima di perguruan tinggi favorti baik dalam negeri (UI, ITB, UGM, IPB, UNDIP, UNAIR, ITS, STAN, STIS, dll) maupun di luar negeri (China, Jerman, Malaysia, Inggris, Singapore, Australia, Russia, Jepang, Mesir, Maroko, Yaman dsb).

Baca Juga:  Aznil Tan: Jokowi Temui Elon Musk untuk Bangun Ekonomi Bukan Mengemis

“Awal-awal saya merasa kurang PeDe, tetapi setelah saya masuk di dalamnya ternyata bisa memegang amanah dan mampu membawa alumni bisa diterima oleh beberapa kampus luar negeri. Ini semua peran santri,” tegas Jalal pada acara yang diikuti sekitar kurang lebih 100 peserta itu.

KH. A. Mufthi Khazin, M.H.I sebagai ketua Yayasan Sumber Mas yang juga Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya apresiasi dengan adanya pertemuan virtual alumni Pondok Pesantren Sumber Mas tersebut. Dalam taushiah singkatnya, ia memaparkan tentang kondisi Sumber Mas saat ini dan menceritakan secara khusus tentang progresnya terutama dalam dua tahun terakhir.

Ia pun menyampaikan progres berupa adanya metode Akselerasi Belajar Baca Kitab -Kuning Gundul- buatannya yang kemudian diberi nama Metode Alfatih.

“Metode Alfatih bisa dibilang sangat efektif jika dibandingkan dengan metode-metode lain yang sudah ada selama ini. Metode ini sangat simpel dan praktis sehingga dalam testimoninya para peserta yang ikut program ini mampu memperoleh keterampilan membaca kitab kuning gundul dalam waktu yang relatif singkat yaitu 15 hari intensif,” terang K.H. Mufti.

Baca Juga:  BP2MI Peduli, Rangkaian Touring Salurkan Bantuan, Hingga Ziarah ke Makam Marhaen

Oleh karena itu, lanjutnya, tidak heran jika banyak pesantren-pesantren besar berikut juga sekolah-sekolah negeri dan swasta di Kab. Sumenep yang sudah memakai metode ini. Selebihnya menurutnya, Metode Alfatih sudah go nasional karena sudah digunakan pula di beberapa lembaga di berbagai belahan Indonesia, bahkan sudah bisa dianggap mulai go internasional.

“Khususnya asia karena Metode Alfatih juga sudah di gunakan di salah satu Pondok Pesantren di Malaysia,” pungkasnya.

Silaturrahmi Virtual ini diadakan oleh Pondok Pesantren Sumber Mas dalam rangka untuk menjalin silaturrahim pada momen lebaran dimana negara lagi menghadapi pendemi Covid 19.

Acara tersebut memakai fasilitas media zoom, pesertanya sekitar 100 orang yang tersebar dari berabagai daerah. Ada yang di Malang, Jombang, Jakarta, Jogja dan lain sebagainya. Sebagai penyampai taushiah antara lain, K.H. Mufti Khazin, Sunanto, Abd. Jalal dan berperan sebagai host Ahmad Mufid. (rin/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *